Visi "kota di atas bukit" merupakan visi yang dicetuskan oleh John Winthrop - seorang pemimpin rombongan "migrasi besar" kaum Puritan Inggris - untuk menjadi fondasi pembentukan sebuah koloni di benua Amerika Utara pada tahun 1630 yang dinamakan Massachusetts Bay Colony. Pada awalnya, visi "kota di atas bukit" berkaitan dengan upaya eksperimen yang coba dilakukan oleh para pemimpin Massachusetts Bay Colony untuk mewujudkan sebuah persemakmuran Protestan di benua Amerika, yang diharapkan akan menjadi contoh teladan bagi kaum Puritan lainnya yang sedang berupaya memperjuangkan reformasi kehidupan gereja di Inggris pada masa itu.
Salah satu upaya para pemimpin Calvinis New England di dalam melakukan institusionalisasi terhadap visi "kota di atas bukit" ini sehingga menjadi nilai-nilai normatif yang rasional bagi penduduk Amerika di zaman kolonial adalah dengan membangun 3 perguruan tinggi bernama Harvard, Yale dan Princeton, yang di dalam teori Max Weber disebut sebagai proses rasionalitas substansif. Upaya institusionalisasi terhadap visi "kota di atas bukit" melalui proses pendidikan dan kurikulum di Harvard, Yale dan Princeton pada zaman kolonial dapat disimpulkan cukup efektif dan berhasil. Hal ini dapat dilihat melalui bukti-bukti dari peranan para alumni dari ketiga perguruan tinggi tersebut yang secara efektif turut melestarikan bahkan mengembangkan visi ini selama zaman kolonial, yakni dari visi yang awalnya bersifat spiritual menjadi visi yang sifatnya sekuler, khususnya menjelang masa revolusi kemerdekaan Amerika.
Kongkritnya, visi agama ini berkembang menjadi sebuah idealisme bangsa yang didasari oleh interpretasi warga kolonial Amerika di dalam memahami eksistensi dirinya di tengah aruh sejarah dunia, yakni sebagai bangsa khusus yang diberikan peran dan misi khusus oleh Tuhan untuk kepentingan peradaban manusia di dunia. Dari visi "kota di atas bukit" awalnya murni hanya untuk misi pengembangan agama semata, menjadi sebuah idealisme bangsa yang bukan hanya mencakup misi agama saja, tetapi juga misi di dalam mewujudkan prinsip-prinsip pemerintahan republik dan demokratis yang harus disebarkan luaskan ke seluruh bangsa di dunia.
Keberhasilan di dalam melakukan re-interpretasi, pengembangan dan pelestarian visi "kota di atas bukit" selama zaman kolonial cukup banyak berkat peranan yang dimainkan oleh para alumnus maupun tokoh-tokoh yang berkaitan dengan Harvard, Yale dan Princeton melalui beberapa kegiatan utama yang mereka pelopori, yang kemudian memberikan dampak terhadap proses re-pengembangan dan pelestarian visi tersebut. Peran dari konsep pendidikan dan kurikulum yang diterapkan oleh ketiga perguruan tinggi tersebut pada zaman kolonial, banyak mempengaruhi efektivitas dari tindakan yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh yang berasal dari tiga perguruan tinggi tersebut di dalam proses pengembangan dan pelestarian visi "kota di atas bukit".