UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Kehidupan orang pinggiran kota di Cipaheut Kaler, Bandung Utara

Selly Riawanti; Parsudi Suparlan, 1938-2007, promotor ([Publisher not identified] , 2002)

 Abstrak

Disertasi ini mengkaji urbanisme pada komuniti penduduk asli pinggiran kota dalam menghadapi proses pengkotaan yang berlangsung di sekelilingnya, dengan kasus kampung Cipaheut Kaler, di pinggiran-dalam Utara kota Bandung. Komuniti ini semula adalah komuniti petani pedesaan. Kajian bertujuan untuk memahami bagaimana latar belakang sebagai komuniti petani pedesaan berperanan dalam urbanisme orang Cipaheut Kaler ini, dan mengapa serta bagaimana terbentuk keragaman cara hidup di kalangan penduduk asli yang berasal dari leluhur yang sama. Studi ini menggunakan kerangka teori praktek, yang melihat tingkah laku sebagai produk dari kecondongan-kecondongan yang relatif langgeng dan dihasilkan oleh struktur yang membentuk suatu kondisi kehidupan materi yang khas, dan menjadi prinsip bagi tindakan dan gagasan.
Penelitian yang terfokus pada para agen penghasil praktek ini menggunakan metode kualitatif. Satuan analisisnya adalah keluarga-keluarga penduduk asli Cipaheut Kaler. Pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara, dibantu dengan survey bersampel purposif untuk memperoleh gambaran umum tentang penduduk kampung ini.
Temuan penelitian memperlihatkan bahwa cara hidup penduduk asli (pituin) Cipaheut Kaler merupakan hasil dari interaksi antara kekuatan-kekuatan kota dan praktek para pituin yang distrukturi oleh habitus petani pedesaan, dalam konteks tempat dan waktu yang spesifik. Lokasi kampung ini di daerah yang dimaknai khusus oleh tradisi perkotaan yang sejarahnya berpangkal pada masa kolonial Hindia Belanda, yakni sebagai daerah rekreasi, ternyata merupakan prakondisi yang menentukan corak urbanisasi, dan karenanya juga urbanisme penduduk asli di sini.
Kekuatan kota telah mengubah inti kehidupan masyarakat petani pedesaan, yaitu pranata ekonominya, dari yang homogen, yakni pertanian yang tergantung kepada tanah dan serba mencukupi kebutuhan sendiri, ke mata pencaharian perkotaan yang heterogen dan tergantung kepada pasar. Ekspansi perkotaan di sini tidak agresif dan berskala kecil, berkat letaknya yang bukan berada di jalur penghubung antarpusat perkotaan. Hal ini memungkinkan para pituin menyesuaikan diri secara relatif wajar terhadap perubahanperubahan yang berlangsung di sekitarnya, dan mencari celah-celah pengganti sumber penghidupan bukan-pertanian. Orang kota yang memasuki lingkungan dan kehidupan mereka disambut dengan baik, dijadikan sumber daya dan modal sosial untuk memasuki pasar peluang di lingkungan yang lebih luas.
Perubahan pemilikan tanah telah menciptakan kontras tajam di antara pituin yang berhasil dan yang gagal mempertahankan atau mengembangkan kemampuan materinya. Kontras di antara sesama pituin yang saling berkerabat, menimbulkan kepahitan dan pergunjingan. Kontras dengan orang kota kaya tidak menimbulkan iri hati, karena dianggap sebagai kewajaran, sebagai kelanjutan dari hubungan asimetri kota-desa yang dikenal dalam pola hubungan majikan dan pelayan.
Proses pengkotaan di sini tidak menimbulkan kesulitan hidup secara ekstrim, namun meminggirkan mereka yang kurang mampu ke daerah-daerah yang lebih jauh di pinggir kota.

 File Digital: 1

Shelf
 Kehidupan orang-Full text (D 283).pdf :: Unduh

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D283
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D283 D00283 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 74101
Cover