Penelitian ini berjudul Pengulangan Morfologis dan Morfosintaktis di dalam Bahasa Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bentuk ulang dalam bahasa Sunda; untuk memastikan apakah bentuk ulang bahasa sunda merupakan proses derivasional dan / atau infleksional.
Kerangka teori di dalam penelitian ini menggunakan: (1) aksionalitas yang dikemukakan oleh Bache 1985 dan Saeed 1997; (2) aspektualitas oleh Bache 1985, Saeed 1997, dan Cruse 2000., (3) modalitas oleh Palmer 1981, Saeed 1997, dan Cruse 2000, dan (4) jumlah oleh Lyons 1968 dan Cruse 2000.
Metodologi di dalam penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif. Dengan ancangan kualitatif itu data diidentifikasi, dideskripsi, dan diintepretasi berdasarkan unsur pembentuknya maupun konteks kalimat.
Penggunaan sumber data penelitian yang berasal dari penelitian terdahulu karena alasan efektifitas. Data yang diperoleh diperiksa ulangkan kepada informan sehingga menjadi data primer. Korpus data aksionalitas, aspektualitas, dan modalitas dalam bentuk kalimat karena dapat mengungkapkan ciri semantis kewaktuan yang berbeda, sedangkan korpus data jumlah dalam bentuk kata.
Hasil analisis data menunjukkan pengulangan sebagai pemarkah aksionalitas [±duratif], [± dinamis], [±telis]; aspektualitas meliputi awal mula, sedang berlangsung, dan sudah selesai; modalitas meliputi keharusan, kemampuan, dan keinginan; sedangkan jumlah meliputi ketaktunggalan dan ketunggalan. Ketaktunggalan terdiri atas keanekaan, kekolektifan, dan kepaukalan.
Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan itu meliputi proses pembentukan, teori yang dipergunakan untuk menganalisis data, dan bentuk ulang yang berupa leksem baru atau bentukan kata dari leksem yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai pengembangan keilmuan terutama untuk pengembangan buku ajar bahasa Sunda.