Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah orangtua memainkan peran aktif dalam mengatur perilaku konsumsi program televisi pada anak. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah ada korelasi antara segmentasi gaya hidup dan tipe kepemimpinan dalam keluarga dengan perilaku konsumsi program televisi, yang gejalanya ada di masyarakat, namun belum pemah secara khusus diteliti.
Pemilihan media pada anak-anak terbatas pada media yang pemilihannya dilakukan oleh orang tua dan lebih banyak memirsa televisi. Pemanfaatan televisi secara pintar menuntut agar orangtua mengendalikan pesawatnya. Orangtua harus membuat pilihan-pilihan bijaksana pada acara-acara televisi. Gejala perilaku dalam pembuatan pilihan-pilihan yang bijaksana ini diindikasikan ada hubungannya dengan gaya hidup dan tipe kepemimpinan dalam keluarga.
Penelitian tentang perilaku konsumsi program televisi yang diindikasikan ada kaitannya dengan gaya hidup dan tipe kepemimpinan dalam keluarga didasarkan pada teori-teori audience seperti: Active Audience, Selective Exposure, Audience Resistance, Uses and Gratifications, dan teori proses pengambilan keputusan oleh pemirsa (Psikografis-Aktivitas, Minat dan Opini), serta teori Cara memimpin dalam keluarga (Otoriter, Demokrasi, dan Liberal).
Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah SDN Kramat Pela kelas Pagi dan Petang di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Unit analisisnya adalah siswa yang bersekolah di SDN Kramat Pela 07 Pagi dan SDN Kramat Pela 12 Petang, dengan sample dyadic (yaitu responden anak dan orangtua, dimana responden orangtua adalah responden Ayah atau Ibu saja). Sampling dilakukan secara stratifikasi berdasarkan data sekunder yang ada di masing-masing sekolah. Data digali dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan skala Likert. Kemudian uji statistik menggunakan distribusi frekuensi, faktor analisis, alpha cronbach, cluster analisis, dan chi square test.
Hasil uji statistik dengan cluster analisis menunjukkan bahwa segmentasi gaya hidup dalam keluarga terbentuk menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok Kurang Peduli, Tidak Peduli dan Peduli. Segmentasi tipe kepemimpinan dalam keluarga terbentuk menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok Ketat, Moderat, dan Bebas. Sedangkan segmentasi perilaku konsumsi program televisi terbentuk menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok Konservatif, Bebas dan Moderat.
Hasil uji korelasi antara segmentasi gaya hidup dalam keluarga dengan perilaku konsumsi program televisi, menunjukkan tidak adanya hubungan antara kedua kelompok hasil segmentasi tersebut. Sedangkan hasil uji korelasi antara segmentasi tipe kepemimpinan dalam keluarga dengan perilaku konsumsi program televisi, menunjukkan ada hubungani antara kedua kelompok hasil segmentasi tersebut, yang berarti bahwa segmentasi tipe kepemimpinan dalam keluarga mempengaruhi atau mempunyai hubungan dengan segmentasi perilaku konsumsi program televisi. Namun demikian, kekuatan hubungan ini kurang kuat. Hal ini ditunjukan dengan kelompok berperilaku konsumsi program televisi yang konservatif, responden yang lebih banyak justru yang memiliki tipe kepemimpinan dalam keluarga yang Moderat. Sedangkan kelompok berperilaku konsumsi program televisi yang Moderat, responden yang paling banyak adalah yang memiliki tipe kepemimpinan dalam keluarga yang Ketat. Untuk responden berperilaku konsumsi program televisi yang Bebas, responden yang paling banyak adalah yang memiliki tipe kepemimpinan dalam keluarga yang Bebas pula.
Penelitian ini berguna untuk memberi masukan bagi orangtua bahwa lamanya anak-anak menonton program televisi temyata lebih besar dari seharusnya. Orangtua bisa memanfaatkan kesukaan anak pada acara di televisi dengan baik, televisi bisa menjadi orangtua dalam membantu si anak menemukan bakat-bakatnya. Semakin sadar pemirsaan TV keluarga, semakin besar pula kesempatan untuk mengalihkannya pada kegunaan-kegunaan yang lebih mendidik. Menonton TV sebaiknya dijadikan masalah memilih acara, bukannya masalah mengambil posisi di depan pesawat TV tanpa pertimbangan sama sekali. Televisi yang bertujuan bisa menjadi televisi pintar. Khususnya bagi pemerintah dan bagi industri pertelevisian di Indonesia, diharapkan basil penelitian ini bisa menjadi perhatian yang utarna dalam menentukan kebijakan penayangan program televisi.
Penelitian ini merupakan penelitian awal, oleh sebab itu penelitian yang akan datang diharapkan dapat memberi masukan yang Iebih signifikan berupa elaborasi teori-teori yang berkaitan dengan korelasi antara segmentasi gaya hidup dan tipe kepemimpinan dalam keluarga, dengan perilaku konsumsi program televisi.