ABSTRAKTujuan penelitian adalah membuktikan keberadaan anomali pasar dalam bentuk `size effect' dan `January effect' di Bursa Efek Jakarta. Size effect mengacu pada selisih positif antara risk adjusted return perusahaan kecil dan besar. January effect mengacu kepada return pasar yang relatif tinggi di bulan Januari dibandingkan bulan-bulan lain terutama untuk saham perusahaan berkapitalisasi pasar kecil.
Penelitian-penelitian sebelumnya membagi data penelitan secara merata menjadi 10 kelompok . Kelompok 1 terdiri dari kelompok perusahaan yang memiliki size terkecil dan total jumlah perusahaan dalam kelompok ini adalah 10 % dari total populasi penelitian. Kelompok 10 terdiri dari kelompok perusahaan yang memiliki size terbesar.
Thomas E. Copeland dan J. Fred Weston dalam buku `Financial Theory and Corporate Policy' membahas return dalam suatu sari waktu, antara lain model fair game, model martingale atau submartingale, dan model random walk. Model fair game membahas return berdasarkan pola return rata-rata. Model submartingale merupakan model fair game di mana harga saham hari besok diharapkan lebih tinggi dibandingkan harga saham hail ini sedangkan model martingale menyatakan bahwa harga saham besok hari diharapkan sama dengan harga saham hari ini. Model random walk menyatakan tidak terdapat perbedaan return secara conditional berdasarkan suatu struktur informasi tertentu dan distribusi return unconditional.
Hubungan antara return dan resiko dapat dihitung dengan menggunakan rasio Sharpe. Rasio Sharpe adalah rasio yang membagi excess return terhadap resiko yang dihadapinya atau juga disebut sebagai ' excess return per unit of risk' . Selama periode-1993-1996 dengan menggunakan keseluruhan sampel penelitian ternyata tingkat risk adjusted return yang diberikan oleh saham dengan kapitalisasi pasar kecil lebih baik dibandingkan tingkat risk adjusted return yang diberikan oleh saham dengan kapitalisasi pasar besar. Perhitungan dengan menggunakan rasio sharpe menunjukkan terjadinya gejala `size effect'.
Penelitian terhadap `January effect' dengan menggunakan strategi investasi `buy and hold' tidak menunjukkan adanya keunggulan tingkat return pada bulan Januari dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keunggulan return paling tinggi justru terjadi pada bulan Desember.
Keadaan ini menunjukkan secara historis investor dapat memperoleh tingkat return yang tinggi dari investasi yang dilakukannya jika memegang saham perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan memperdagangkannya pada bulan Desember di Bursa Efek Jakarta.