Pupuk merupakan input penting bagi usahatani tanaman pangan dan perkebunan, serta sebagian industri. Pupuk ditataniagakan dengan kebijakan subsidi silang dan konsumen non tanaman pangan kepada petani tanaman pangan. Masalah yang terjadi adalah harga pupuk di tingkat petani berada di atas Harga Eceran Tertinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan terjadi kelangkaan pupuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor dan besarnya biaya transaksi pendistribusian pupuk dari PT Pusri pada Lini III ke KUD pada Lini IV untuk jenis penggunaan pertanian tanaman pangan, yang mempengaruhi efisiensi penyaluran pupuk, Kerangka teori yang digunakan adalah teori biaya transaksi. Metoda penelitian menggunakan survei dan wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan metoda regresi berganda dan analisis deskriptif sebagai pelengkap.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui, biaya transaksi pengadaan dan penyaluran pupuk musim tanam 1997/1998 di Kabupaten Karawang sebesar Rp 16,00 juta (Rp 8 juta per kontrak) dan di Kabupaten Sukabumi sebesar Rp 18,45 juta (Rp 6,15 juta per kontrak). Faktor-faktor -biaya transaksi yang menonjol adalah biaya kontrak pengadaan (Rp 9,03 sampai 10,56 juta) dan biaya adaptasi penyimpangan (Rp 5,43 sampai 6,19 juta). Biaya kontrak pengadaan yang menonjol adalah fee kontrak pengadaan (Rp 5,62 sampai 7,02 juta) dan biaya bunga la-edit pupuk (Rp 2,56 sampai 2,67 juta). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa variabel independen opportunisme (Xl) dan kekhususan assets (X4) signifikan pada alfa 0,01, variabel independen frekuensi kontrak (X2) signifikan pada alfa 0,10, sedangkan variabel independen ketidakpastian atau penolakan DO (X3) dan kompleksitas nilai DO (X5) tidak signifikan. Setiap terjadi kenaikan (penurunan) satu satuan opportunisme, biaya transaksi pengadaan dan penyaluran pupuk akan meningkat (menurun) sebesar 41.336,5405 satuan. Setiap peningkatan (penurunan) kekhususan assets sebesar satu satuan, biaya transaksi akan meningkat (menurun) sebanyak 0,4774 satuan. Setiap frekuensi kontrak meningkat (menurun) sebanyak satu satuan, biaya transaksi akan berkurang (bertambah) sebanyak 387.706,3368 satuan. Untuk meminimalkan biaya transaksi pengadaan dan penyaluran pupuk :pertama, meningkatkan efisiensi transaksi distribusi pupuk Kedua, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat banyak dan pers. Ketiga, mengusulkan kepada pemerintah untuk mengganti kebijakan subsidi pupuk dengan insentif lain.