Penelitian tentang persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi ini menggunakan 2 latar belakang pengaruh yang diambil dari Krech dan Crutchfield yaitu faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional meliputi pengalaman. pengetahuan, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor personal, sementara faktor struktural berasal dari lingkungan, antara lain network komunikasi. Keduanya saling berinteraksi dalam melakukan persepsi. Karena masing-masing individu memiliki latar belakang berbeda, maka persepsi tentang sesuatu obyek belum tentu sama. Dengan demikian persepsi bersifat individual, artinya dengan stimulus yang sama belum tentu semua orang memiliki persepsi yang sama pula.
Perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi diduga terkait dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan network komunikasi. Hal ini diuji dengan menggunakan One way Anova. Namun sebelumnya komponen-komponen iklim komunikasi, yaitu kepercayaan, kejujuran, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi diuji dengan teknik analisis faktor. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa:
Tidak ada perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan latar belakang pendidikan. Artinya karyawan dengan pendidikan rendah(SLTP), sedang (SLTA), dan tinggi (Sarjana) memiliki persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak.
Tidak ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi yang disebabkan latar belakang jenis pekerjaan (grade). Dalam hal ini jenis pekerjaan (grade) memiliki dimensi masa kerja dan kelas jabatan. Karyawan dengan masa kerja pendek, sedang dan lama mempunyai persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Demikian pula pegawai yang memiliki kelas jabatan tinggi, sedang, dan rendah persepsinya tidak berbeda terhadap iklim komunikasi. Karena itu hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak.
Ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan keterlibatannya dalam network komunikasi. Karyawan yang keterlibatannya tinggi dan sedang memiliki persepsi yang sama tentang iklim komunikasi organisasi. Tetapi persepsi yang berbeda terjadi pada karyawan dengan keterlibatan yang rendah dan sedang. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan berdasarkan keterlibatannya dalam network komunikasi diterima.
Dari hasil penelitian dapat disarankan agar penelitian tentang persepsi iklim organisasi selain menggunakan kuesioner dilengkapi juga dengan indepth interview, dan observasi. selain itu penggunaan metode observasi partisipatif dan secara berkesinambungan akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan menggunakan teknik one shot study.
Bagi institusi, pemahaman iklim komunikasi organisasi akan memberikan perluasan cakrawala tentang pentingnya komunikasi efektif, termasuk memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek psikologis karyawan yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan menentukan strategi perusahaan dalam pengembangan sumber daya manusia.