ABSTRAKKeberadaan pelabuhan khusus dan dermaga khusus (milik PERTAMINA), harus mendukung pola kebijakan transportasi taut Direktorat Perkapalan, Kebandaran dan Komunikasi yang berprinsip pada security of supply. Namun sebagian besar port time tanker dari 110 pelabuhan khusus dan 32 dermaga khusus masih belum seperti yang ditargetkan. Salah satunya adalah Pelsus Surabaya yang akan dipilih sebagai studi kasus.
Tesis ini membahas kontribusi penyebab keterlambatan port time tanker dan pengaruh reduksi keterlambatan terhadap lost cost. Kemudian dengan aplikasi model simulasi dievaluasi suatu upaya peningkatan flow rate pompa. Percobaan dengan model simulasi, juga dikembangkan untuk menjawab peramalan kebutuhan pada tahun 2004. Soft ware yang digunakan untuk menjalankan model simulasi adalah ProModel 3.01.
Kontribusi penyebab keterlambatan port time tanker terbesar baik untuk kapal milik maupun charter adalah waiting consignee . Berdasarkan hasil simulasi, suatu upaya peningkatan flow rate pompa sampai 70 % dari kapasitas pompa kapal, port time tanker dapat dipercepat menjadi 54.4 % dari waktu semula. Apabila peningkatan flow rate ini konsisten dilakukan, sampai tahun 2004, maka fasilitas dermaga yang ada masih mampu untuk mendukung kegiatan kapal tanker yang akan sandar dengan rata-rata utilisasi dermaga < 67 % dan rata-rata port time tanker < 48 % jamlcall. Berarti belum diperlukan suatu investasi pengembangan fasilitas utama pelabuhan. Sebaliknya jika tanpa upaya tersebut, pada tahun 2004 diperkirakan utilisasi dermaga akan > 87 % dan rata-rata port time tanker akan > 112 jam/call.
Mengingat permasalahan keterlambatan port time taker sangat serius pada waktu yang akan datang, maka seyogyanya manajemen melakukan evaluasi terhadap masing-masing Pelsus yang dimiliki, terutama pelabuhan yang mempunyai port time tanker dan utilisasi dermaga yang tinggi.