Salah satu yang melatarbelakangi penelitian interaksi bidan di desa dengan ibu hamil dan menyusui sebagai pengguna jasa di Kecamatan Tambun Utara adalah belum adanya penelitian mengenai masalah tersebut di lokasi penelitian sebagai daerah pinggiran kota Jakarta. Secara sosiologis Kecamatan Tambun Utara sebagai daerah pinggiran kota Jakarta merupakan daerah yang sedang dalam proses urbanisasi yang bukan hanya sekedar perpindahan penduduk dari desa ke kota, tetapi merupakan proses perubahan budaya urban. Tentu saja pola interaksi mereka, terutama kalangan ibu hamil dan menyusui sangat panting untuk diketahui, sehingga biasa dijadikan masukan terutama oleh para bidan di desa.
Masalahnya, hingga saat ini wawasan bidan di desa mengenai kemasyarakatan, terutama cara membangun pola interaksi ideal dengan masyarakat pengguna jasa jarang diberikan kepada mereka. Sehingga wawasan mengenai hal tersebut bisa saja "dibangun sendiri" oleh bidan desa berdasarkan pengalaman empiris.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara bidan desa dengan ibu hamil dan menyusui di Kecamatan Tambun Utara. Dalam gambaran tersebut dapat muncul pola interaksi kooperatif atau non.-kooperatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam format studi kasus. Oleh karena itu, penelitian ini tidak menggunakan uji statistik. Angket digunakan untuk memperoleh_ data yang kerimudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan kemudian dielaborasi secara kualitatif. Sedangkan daftar pertanyaan disusun untuk dijadikan pedoman wawancara dalam rangka memperoleh data-data kualitatif, yang dipadukan dengan data-data yang diperoleh dari angket.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: pertama, interaksi bidan di desa dengan ibu hamil dan menyusui termasuk ke dalam bentuk interaksi yang bersifat kerjasama, bukan persaingan, ataupun pertentangan. Oleh karena itu, kualitas kesehatan masyarakat Kecamatan Tambun Utara meningkat. Kedua; interaksi bidan di desa pada umumnya berlangsung atas inisiatif bidan di desa sendiri yang menyadari bahwa tugas mereka perlu dukungan dari masyarakat.
Ketiga, berbagai perlengkapan pendukung kegiatan bidan di desa, seperti Polindes, bidan kit (seperangkat slat bidan untuk menolong persalinan), sangat kurang padahal hal itu dapat membantu bidan meningkatkan kinerja di mana kinerja bidan yang baik akan menyebabkan kepercayaan masyarakat semakin meningkat, dengan demikian reward akan diperoleh baik oleh bidan di desa maupun masyarakat itu sendiri. Keempat, berbagai konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan bidan di desa tidak mampu mengoptimalkan Polindes yang ada, kondisi itu tentu saja membuat keberhasilan program kesehatan masyarakat agak terhambat.