ABSTRAKIndustri Kecil pengolahan hasil pertanian (agroindustri) adalah merupakan sektor industri andalan pada saat ini karena disamping sangat potensil untuk dikembangkan juga memberi peluang yang sangat besar untuk menciptakan kesempatan kerja.Masalahnya adalah bagaimana meningkatkan daya saing industri ini khususnya dalam memasuki pasar global melalui kinerja manajer (pengusaha).
Dalam peekonomian global sudah tidak ada lagi batas geografis, pesaing akan masuk kedalam kandang sendiri dengan segala taktik dan strateginya, Perusahaan kecil perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global melalui berbagai strategi antara lain mencari mitra dengan perusahaan besar sehingga terjadi sinergi yang dapat mengungguli Para pesaing upaya peningkatan daya saing agroindustri ini sangat ditentukari oleh faktor SDM yang berdasarkan hasil penelitian masih jauh dari memadai di lihat dari segi keterampilan atau kompetensi yang diharapkan.
Adanya kesenjangan antara kualitas penyediaan dan kebutuhan tenaga kerja terampil menimbulkan pertanyaan atas kontribusi sistim pelatihan yang ada, Peranan dan fungsi lembaga pelatihan tersebut adalah menyangkut penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kebutuhan pasar kerja yang sesuai dengan tuntutan globalisasi dijabarkan kedalam standar kompetensi selanjutnya standar kompetensi menjadi acuan dalam menyusun suatu program pelatihan ataupun pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata Standard kualifikasi keterampilan (standar kompetensi) manajer usaha kecil agroindustri ini secara umum sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengusaha kecil yaitu meliputi aspek-aspek: kewirausahaan, manajemen, strategi pemasaran, dan perencanaan usaha.
Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan akan pengetahuan dan keterampilan pada masing-masing individu dilakukan diagnosis sehingga menghasilkan kebutuhan pelatihan yang menjadi dasar dalam menentukan tujuan pelatihan, kualifikasi instruktur, metodologi, materi pelatihan, bahan dan peralatan.
Diantara ketiga instansi ini yaitu Depnaker, Depperindag dan Menegkop PKM ternyata Depperindag cukup responsif terhadap kebutuhan industri kecii ini Hal ini didukung dengan adanya kegiatan penelitian dan pengkajian serta pusat data dan informasi.
Kombinasi antara pendekatan standar kompetensi dengan mekanisme kerja Depperindag ini dapat dijadikan suatu model bagi penyelengaraan pelatihan