Pendidikan lingkungan sangat penting bagi para siswa. Hal ini dikarenakan pendidikan tersebut memberikan pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Dari pengetahuan yang dimiliki para siswa mengenai masalah lingkungan hidup tersebut akan membentuk sikap serta perilaku mereka terhadap lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-harinya. Walaupun demikian, pendidikan lingkungan secara khusus tidak diajarkan dalam kurikulum di tingkat SMA, namun masalah lingkungan telah diajarkan secara tersebar dalam berbagai mata ajaran. Hal ini terlihat dalam Pendidikan Agama, PMP, Bahasa Inggris dan berbagai mata ajaran lainnya.
Secara teoritis pendidikan lingkungan telah diperoleh selama 11 tahun yaitu dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Tingkat Pertama ini akan mempengaruhi aspek pengetahuan, perasaan dan perilaku mereka. Pada jenjang SMA ini pendidikan lingkungan sudah bersifat mendalam, luas baik secara teoritis maupun praktis Namun demikian dalam menyerap pelajaran di sekolah responden yang terdiri dari siswa SMA 8 dan siswa SMA 38 mengalami perbedaan. Umumnya 62,50 % siswa SMA 8 sangat tahu terhadap masalah lingkungan. Hal ini berbeda dengan siswa SMA 38 yang hanya 31,30 % sangat tahu masalah lingkungan. Rata-rata responden sangat tanggap terhadap lingkungan (61,87 %-). Sedangkan perilaku mereka dalam keterlibatan terhadap masalah lingkungan khususnya kebersihan cukup baik.
Respon mereka terhadap masalah lingkungan.seperti melihat tetangga membuang sampah di sembarang tempat mayoritas responden (51,9 % ) hanya mendiamkan (26,3 %). Nampak disini bahwa respon mereka masih sangat kurang untuk menanggapi persoalan diatas.
Walaupun demikian kesadaran mereka untuk membayar restribusi sampah, tindakan mereka dalam membantu bencana alam, tindakan untuk tidak mencorat-coret di tembok sudah memiliki tanggapan yang cukup baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagaian besar responden memiliki pola perilaku positif terhadap masalah-masalah lingkungan.
Mengenai tingkat pemahaman dan sikap mereka terhadap lingkungan tidak terdapat korelasi. Demikian juga tingkat pemahaman terhadap perilaku untuk taraf signifikan 1 % tidak ada korelasi. Namun dalam masalah sikap siswa dengan pola perilakunya dalam menghadapi masalah lingkungan terdapat korelasi.