Untuk dapat memahami suatu bacaan secara utuh, seseorang harus mampu menahan dan mengolah informasi yang diperolehnya dari bacaan tersebut. Kemampuan tersebut ditentukan oleh kemampuan "Ingatan Kerja" yang dimiliki seseorang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Atkinson dan Shiffrin (1971) dengan menggunakan digit span dan probe digit span untuk mengukur "ingatan kerja", ternyata tidak ditemukan perbedaan yang sistematis antara pembaca yang mahir dan pembaca yang kurang mahir (Perfetti da Goldman dalam Daneman, 1987). Hal ini dapat terjadi karena digit span dan probe digit span kurang sensitif dalam mengukur fungsi ingatan jangka pendek. Oleh karena itu Daneman dan Carpenter (1980), mengusulkan suatu alat ukur baru yang lebih sensitif dalam mengukur fungsi ganda dari "Ingatan Kerja", yang disebut Reading Span Test. Kemudian Daneman dan Carpenter menguji hubungan reading span test dengan pemahaman bacaan, yang diukur melalui pemahaman terhadap fakta dan kata ganti empunya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperluas hasil penelitian Daneman dan Carpenter. Pada penelitian ini akan diuji hubungan antara reading span test terhadap pemahaman bacaan secara keseluruhan maupun terhadap jenis pemahaman bacaan, yaitu pemahaman literal, pemahaman inferensial, dan pemahaman kritikal. Selain reading span test, juga akan digunakan digit span test dan word span test. Kedua alat tes terakhir digunakan untuk dibandingkan dengan reading span test dalam hubungan dan besar sumbangannya terhadap pemahaman bacaan.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 55 orang mahasiswa semester pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menunjukkan .bahwa reading span test ternyata memang memiliki hubungan yang bermakna dan lebih kuat terhadap pemahaman bacaan dan pemahaman literal dibandingkan digit span test maupun word span test. Meskipun demikian, sumbangan yang bermakna hanya diberikan oleh reading span test terhadap pemahaman bacaan'secara keseluruhan.