Gizi buruk merupakan kekurangan gizi tingkat berat terutama pada anak-anak umur dibawah lima tahun (balita) dan merupakan salah satu masalah gizi utaman di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena berdampak terhadap kesehatan dan Human Devolopment Index manusia Indonesia 15-20 tahun yang akan datang.
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas, tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga meliputi masalah social, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antara wilayah ataupun antara kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antara kelompok usia balita. Kondisi krisis ekonomi sejak tahun 1997 dan tentu berkelanjutan sampai saat ini, menyebabkan daya beli pada masyarakat secara umum menjadi menurun, karena disatu pihak relatif banyak yang kehilangan sumber mata pencaharian sementara di pihak lain adanya peningkatan harga barang dan jasa. Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan dan gizi masyarakat, terutama balita. Masalah gizi pada anak balita di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat dari tahun ketahun cenderung meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi khususnya gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita umur 6 bulan sampai < 5 tahun di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat tahun 2002.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metoda potong lintang (cross sectional)1. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dan anak balita umur 6-60 bulan dengan jumlah sampel sampel sebanyak 758, 5 desa di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Analisis data dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Di masa yang akan datang dalam pemilihan dan perencanaan upaya yang berkaitan dengan masalah gizi buruk ini agar mempertimbangkan ukuran dampak potensial yang berkontribusi terhadap terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita.
Dalam melakukan intervensi untuk memperbaiki status gizi anak umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun di Kecamatan Bojongasih agar memperhatikan kedelapan variabel diatas yang berpengaruh munculnya kejadian KEP dan perlu penelitian lebih lanjut dengan melihat pola asuh anak dengan desain yang sama scara skala besar.
Severe Malnutrition is the chronic nutrient deficiency, which usually occurs at under five years old children. It also the main nutrient problems in Indonesia that should have to decline and reducing it's effects to health and Indonesians Human Development Index for the next 15 - 20 years.The nutrition problem has a very wide dimension, not just public health problems but also social, economic, culture, care, education, and environment. The ignitions of nutrition problems in one region or society to another could be different, in fact the occurrence among under five years old children could be different.Indonesia's economic crisis conditions in 1997 and still continuing today caused public's purchasing power decreasing generally, as effect of un-employments and the raise of goods and services prices. Those conditions could make worst for public's health and nutrients, especially toddlers. Nutrient problems in West Java Province inclination increase years after years.The goals of this research is to search the connection factors of severe malnutrition incidences, age between 6 months - 60 months at Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya, in 2002.This research is an observational research with cross sectional method. The respondents of this research are the mothers that have children of under five years, with the numbers of sample is 758.The conclusion of the research, that eight variables status has a significant connection to incidence severe malnutrition cases, therefore any dealing and prevention acts with public's nutrients and health problems should pay attention to that variables by doing full planning works. In determining and planning acts to prevent the nutrient problems, we have to considering the potential effect values that make contributions to severe malnutrition cases.