ABSTRAKTelaah ini memiliki dua tujuan pokok. Tujuan pertama adalah untuk menyelidiki sejauh mana eksistensi pemarkah kohesi dalam teks bacaan dalam buku English for the Senior High School, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1996, mempengaruhi pemahaman peserta didik. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui jenis pemarkah kohesi apa raja yang dominan muncul dalam teks bacaan yang diteliti.
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang memanfaatkan teknik kalkulasi t-test, koefisien korelasi Pearson, dan analisis persentase, dengan 40 siswa kelas 2 SMU tahun ajaran 1998/1999 sebagai sampel. Para siswa tersebut berasal dari SMU Negeri 38, Jakarta Selatan. Data dikumpulkan melalui tes isi rumpang (TIR) dan tes tanya jawab (TTJ).
Ada dua penemuan pokok dalam penelitian ini. Pertama, rekognisi pemarkah kohesif cenderung berperan penting dalam keterpahaman teks. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemberian input tentang rekognisi pemarkah kohesif kepada kelompok eksperimental cenderung meningkatkan prestasi kelompok ini jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan input. Kedua, berdasarkan tingkat frekuensi kemunculan pemarkah kohesi dalam empat teks eksposisi yang dianalisis, pemarkah kohesi leksikal cenderung memiliki persentase tinggi, yakni 60,61 %. Urutan kedua setelah kohesi leksikal ialah acuan, yakni 28,28%. Urutan ketiga ialah konjungsi, yakni 8,08%. Urutan keempat ialah elipsis, yakni 3,03%, sedangkan urutan terakhir ialah substitusi, yakni 0%.
Berdasarkan analisis peranan rantai kohesi dalam keterpahaman teks, rantai kohesi dapat dijadikan alat untuk membantu peserta didik memahami teks bacaan eksposisi dengan lebih efisien. Dengan perkataan lain, pemarkah kohesi berperan penting dalam peningkatan keterpahaman teks jika digunakan sebagai alat penuntun. peserta didik dalam menentukan pikiran utama dalam bagian teks.
ABSTRACTThis study has two objectives. First, it aims at seeking how far the existence of cohesive markers in the reading texts in " English for Senior High School ", published by the Department of Education and Culture ini 1996, influences the student's comprehension. Second, it aims at searching what categories of cohesive markers which dominantly occur in the reading texts observed.The method applied in this research is a quantitative one, making use of the t-test, the Pearson product-moment correlation coefficient, and the percentage analysis, with 40 second-year students of a Senior High School in the academic year 1998/1999 as the sample. The students are taken from a State Senior High School (SMU Negeri), Jakarta Selatan. The data are collected through the cloze test and the comprehension question test.There are two main findings in this research. Firstly, the recognition of cohesive markers tends to play an important role in the text comprehensibility. The result of the experiment showed that presenting input on the recognition of cohesive markers to the experimental group tended to improve their performance in both tests compared to the control group who are not given the input.Secondly, based on the frequency of occurrence of cohesive markers in four of the analyzed expository texts, lexical cohesive markers tended to occur most frequently, i.e. 60.61%. Reference comes the second, i.e. 28.28%. Conjunction comes the third, i.e. 8.08%. Ellipsis comes the fourth, i.e. 3.03%, while substitution comes the last, i.e. 0%.Based on the analysis of the roles of the cohesive chains in the text comprehensibility, the cohesive chains can be utilized to help the students to comprehend the expository reading texts more efficiently. In other words, the cohesive markers play an important role in improving the text comprehensibility if they are utilized to guide the students in determining the main ideas in a passage.