Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan adalah Demam Berdarah. Penyakit ini berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Vektor penular penyakit ini adalah Nyamuk Aedes aegypti yang hidup di tempat-tempat penampungan air buatan manusia ataupun alamiah. Tahun 2003 terjadi ledakan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Medan dan muncul suatu anggapan di masyarakat bahwa kejadian tersebut dipicu oleh banyaknya penangkaran walet di tengah kota Medan
Dengan memakai desain kasus kontrol dilakukan penelitian apakah ada hubungan antara jarak penangkaran Walet dan faktor resiko lainnya (kebersihan lingkungan, kondisi tempat penampungan air, keberadaan jentik dan karakteristik responden) dengan kejadian Demam Berdarah Di Kota Medan tahun 2003. Penelitian dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Medan dengan sampel 100 orang pada kasus dan 100 orang pada kontrol. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat, bivariat dengan chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak penangkaran walet dengan kejadian DBD, namun tetap dicurigai bahwa penangkaran Walet potensial dalam menimbulkan kejadian DBD. Kebersihan lingkungan mempunyai hubungan dengan kejadian DBD dengan OR 2,90 (CI 95% 1,63-5,15), kondisi tempat penampungan air mempunyai hubungan dengan kejadian DBD dengan OR 5,706 (CI 95% 1,59 - 20,39), keberadaan jentik mempunyai hubungan kejadian DBD dengan OR 4,55 (CI 95% 2,16 -9,61). Karekteristik reponden umur mempunyai hubungan dengan kejadian DBD OR 3,21 (CI 95% 1,72 -5,97), pengetahuan tidak mempunyai hubungan dengan kejadian DBD, dengan OR 2,69 (CI 95 % 1,16 -6,21) diketahui bahwa perilaku mempunyai hubungan dengan kejadian DBD. Dan semua variabel yang diuji diketahui bahwa variabel kondisi tempat penampungan air yang paling dominan dalam menimbulkan kejadian DBD.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel jarak penangkaran walet dan variabel pengetahuan tidak mempunyai hubungan dengan kejadian DBD namun tetap potensial dalam menimbulkan DBD. Variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian DBD adalah kebersihan lingkungan, kondisi tempat penampungan air, keberadaan jentik, umur dan perilaku. Dan ke empat variabel tersebut kondisi tempat penampungan air yang paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian DBD.
Penertiban dan pembinaan terhadap pengusaha penangkaran Walet harus tetap dilakukan mengingat hal tersebut potensial sgbagai pencetus DBD. Penyuluhan yang lebih intensif sehingga mampu menggugah minat masyarakat untuk menjaga Iingkungannya dari Ae. aegypti dan memelihara tempat penampungan air mereka hams dilaksanakan secara berkesinambungan. Pemeriksaan jentik tetap dilakukan minimal 1 kali dalam 3 bulan.
Relationship of Swallow Distance Encage and Other Risk Factors with Dengue Fever Event in Medan Year of 2003One of disease caused by environmental condition is Dengue Fever. It is potent to obtain Kejadian Luar Biasa (KLB = extraordinary event). Vector agent is Aedes aegypti mosquito that lived in collecting and saving water areas both made-man and naturally. In 2003 it happen called Dengue Fever Explosion in Medan and emerge an society's hunch that it happen triggered by so many swallow encage areas in the city.Using cases control design system take an investigation what there are connection between swallow distance encage and another risk factor (such environment health, collecting and saving water areas, mosquito-larva and respondent characteristic) with Dengue Fever event at Medan in 2003. This research takes in all around the Medan city with 100 men samples on cases and 100 men on control. Data processing by univariat, bivariat with chi-square, and multivariate with logistic regression test.Research result shown that statistical test know, there no connection between swallow distance encage and Dengue Fever events (DBD), but still suspicious that swallow encage is potential as emerge DBD..Environment tidiness has connection in OR 2,90 (Cl 95% 1,63-5,15), condition of collecting and saving water areas in OR 5,706 (Cl 95% 1,59 - 20,39), mosquito-larva existing in OR 4,55 (Cl 95% 2,16 - '9,61). Respondent characteristic age has connection with DBD in OR 3,21 (CI 95% 1,72 - 5,97), knowledge has no connection in OR 2,69 (Cl 95% 1,16 - 6,21). Attitude also known has connection with DBD events. From all of variables, which tested known that collecting and saving water condition variable is most dominant emerge DBD events.From research result can conclude that swallow distance encage and knowledge variables have not connection on DBD events but potential in emerge DBD still. Variable those have connection with DBD events such as environment tidiness, condition of collecting and saving water areas, mosquito-larva existing, age and attitude. From fourth variables condition of collecting and saving water areas is most dominant to DBD events.Orderly and assistance to swallow encage entrepreneurs have to do continuously intend it is potent to DBD stimuli. More intensive illumination to awakening people for maintain their environment from Ae, aegyoti and maintain collecting and saving water areas sustains. Mosquito-larva inspection'has to do once each three month.