Permasalahan
Ilmu sejarah dalam abad ke-20 berada dalam persimpangan jalan. Sejarah sebagai suatu perkembangan (development) kini banyak dltinggalkan untuk diganti dengan berbagai metodologi yang menolak perkembangan. Historisisme yang muncul sejak dekade ke-2 abad ke-20 Ini menolak prekembangan masyarakat, dan menolak kebelakang untuk menemukan nilai-nilai lama yang dikatakan bisa memantapkan situasi masa kini yang serba berubah dan tidak menentu; bahkan tidak jarang masa lampau yang dimaksud hanyalah proyeksi dari keinginan-keinginan subyektif masa kini. Wawasan ini mengingkari peranan manusia sebagai faktor sejarah, dan memberikan peranan sejarah justru pada tradisi-tradisi itu (baik yang obyektif maupun yang subyektif).
Pada pihak lain, sejak sekitar 1980-an, Postmodernisme mulai melanda ilmu sejarah pula. Wawasan ini mengingkari seluruh epsitemologi yang dibangun sejak abad ke-18 karena dianggap sudah ketinggalan zaman dan tidak bisa digunakan untuk memahami masa kini yang penuh perubahan itu. Postmodernisme menolak adanya masyarakat dan beranggapan bahwa satu-satunya kenyataan sejarah adalah Individu dan komunitas lokal. Faktor-faktor universal di tinggalkan - untuk digantikan dengan faktor-faktor lokal;. Kebenaran ilmiah yang universal pun ditolak, dan setiap produk sejarah lokal tersebut dianggap memiliki kebenarannya sendiri-sendiri.
Tujuan penelitian:
Tujuan penelitian adalah menemukan kembali metodologi yang dapat memempatkan manusia sebagai faktor sejarah, serta interaksinya dengan berbagai strukur-struktur makro. Epistemologi Realisme yang muncul sekitar tahun 19TH-an menjadi dasar bagi suatu metodologi yang dinamakan strukturis.
Metode penelitian:
Mempelajari buku-buku mengenai metodologi sejarah, khususnya yang berkaitan dengan strukurisme untuk ditamplikan dalam bentuk pengantar yang dapat dimanfaatkan segera.
Hasil penelitian
Berbagai pembahasan mengenai filsafat Realis membuktikan bahwa obyektivitas dapat ditegakkan dalam ilmu sejarah, dan dengan demikian mengembalikan nilai-nilai universal dalam sejarah. Terutama pembahasan dalam kedua buku dari Christopher Loyed (1986, 1993) merupakan dasar dari metodologi ini.