ABSTRAKFlynn dick telah mengembangkan satu set perangkat pengukuran terhadap pelaksanaan praktis manajemen mutu yang disusun berdasarkan penelitian yang mendalam pada literatur dan penemuan-penemuannya selama melaksanakan kunjungan ke pabrik-pabrik. Mereka memperkenalkan tujuh dimensi manajemen mutu, yaitu top management support, quality information, process management, product design, workforce management, supplier relationship dan customer interaction, yang telah berhasil di uji cobakan pada pabrik-pabrik manufaktur milik Amerika dan Jepang yang berada di Amerika Serikat.
Pada penelitian disini, perangkat tersebut diuji cobakan pada sampel industri manufaktur yang sudah terkenal mutu hasil produknya, terutama yang berada di Pulau Jawa. Tujuan yang ingin dicapai di dalarn penelitian ini adalah terutama untuk mengukur tingkatan pelaksanaan praktis manajemen mutu dan mempelajari pengaruhnya terhadap hasil unjuk kerja mutu di pabrik manufaktur berdasarkan tanggapan dari berbagai tingkathn responden. Dari tujuh dimensi tersebut, di dalamnya terdapat 14 skala variabel yang akan diuji kehandalan dan kelayakannya dengan menggunakan sampel 69 responder dari 9 industri manufaktur di Indonesia, yaitu elektronika, komponen transportasi dan perakitan mesin. Nilai rata-rata dan simpangan diukur untuk mengetahui tingkatan pelaksanaan praktis, sedangkan analisa canonical correlation dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil unjuk kerja mutu, yaitu perceive quality market outcomes, percent items that pass final inspection without rework dan competitive advantage.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh dimensi pelaksanaan praktis manajemen mutu yang telah dikembangkan oleh Flynn dkk. tersebut adalah handal dan layak untuk dipergunakan mengukur penerapan praktis manajemen mutu di Indonesia dalam hubungannya untuk mencapai kriteria hasil mutu dan keunggulan di dalam persaingan. Dengan memanfaatkan perangkat pengukuran ini secara berkala diharapkan dapat membantu para pembuat keputusan di dalam mengevaluasi penerapan manajemen mutu di perusahaan mereka dan kemudian memberikan prioritas pada variabel-variabel praktis manajemen mutu yang diketahui masih perlu untuk ditingkatkan penerapannya.