Metode radar interferometri mempunyai kemampuan menghasilkan data model elevasi dijital (Digital Elevation Model - DEM). Beberapa penelitian mengenai ketelitian DEM data radar interferometri yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukan hasil yang baik. Meskipun demikian penelitian ini di Indonesia, khususnya airborne radar interferometri belum pemah dilakukan.
Prinsip dari radar interferometri adalah mendapatkan korelasi antara beda fasa dengan posisi titik di permukaan bumi. Beda fasa gelombang radar diperhitungkan dari fasa yang terukur pada antena kesatu dan fasa yang terukur pada antena kedua. Data radar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data airborne radar interferometri DOSAR - Jerman. Sebagai pembanding dalam uji ketelitian DEM hasil analisis data airborne radar interferometri digunakan peta Topografi skala 1:50.000 yang dibuat dengan teknik fotogrametri.
Hasil penelitian menunjukan : pertama, tingkat akurasi DEM berkisar ± 11,5 meter, kedua, metode pembuatan DEM dari data radar interferometri menunjukan hasil terbaik pada daerah datar, sementara pada area bergunung mengalami banyak hambatan dengan munculnya fenomena = shadow, foreshortening, dan lay over, yang mempersulit proses phase unwrapping data radar interferometri. Ketiga, tersedianya titik kontrol tanah, dan data undulasi geoid sangat berpengaruh terhadap ketelitian DEM.
DEM data airborne radar interferometri resolusi 2,5 meter lebih tepat dipergunakan untuk peta berskala sedang misal skala 1:25.000 atau peta berskala lebih kecil. Meskipun demikian, pemakaian teknologi airborne radar interferometri untuk pembuatan DEM merupakan altematif terbaik mengingat waktu proses yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan teknologi fotogrametri. Disamping waktu proses, keunggulan utama teknologi radar yaitu tidak mengalami hambatan pada masalah penutupan awan.