Kenaikan konsumsi LPG di Indonesia pada lima tahun terakhir sekitar 14% per tahun, dimana pada tahun 1997 konsumsi LPG Indonesia sebesar 700.000 ton. Konsumsi LPG tersebut terkonsentrasi di Pulau Jawa sebesar 85% dari total konsumsi LPG Indonesia. Jika tingkat kenaikan konsumsi LPG konstan sebesar 14% per tahun, diperkirakan setelah tahun 2001 jumlah konsumsi LPG di Indonesia mencapai 1,230 juta ton, dilain pihak produksi LPG dari kilang PERTAMINA tanpa penambahan kilang baru diperkirakan pada tahun 2001 sebesar 1.299 juta ton dan pada tahun 2002 hingga tahun 2010 akan berproduksi tetap sebesar 1,394 juta MT per tahun. Dengan keadaan tersebut produksi LPG dari kilang PERTAMINA tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi LPG domestik. Untuk memenuhi kekurangan LPG tersebut akan dipasok dari sumber lain.
Masalah lain yang dihadapi adalah kecilnya tangki LPG di Pulau Jawa, yang pada saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 14 hari. Situasi diatas sangat berbeda di tahun 2000 keatas dimana tingkat konsumsi LPG domestik sudah sedemikian besar, diperkirakan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam beberapa hari saja, ini sangat berisiko tinggi terhadap kelancaran pasokan LPG.
Berdasarkan hal tersebut diatas untuk memenuhi kelancaran permintaan LPG di Indonesia tahun 2000-2010 dikaji 4 alternatif, dari ke-4 alternatif tersebut dihitung biaya serta analisa keekonomian masing-masing alternatif. Alternatif yang terbaik adalah pemenuhan kekurangan pasokan LPG domestik adalah membuat terminal LPG Refrigerated/Pressurized di Pulau Jawa.