Salah satu indikator yang digunakan untuk rnengukur tingkat kemajuan fase awal pengobatan penyakit tuberkulosis, adalah kejadian konversi dimana seseorang yang semula terdeteksi sebagai penderita dengan BTA positif berubah setelah diobati menjadi BTA negatif. Kejadian konversi diharapkan terjadi tepat waktu sesuai dengan standar program untuk masing-masing kategori pengobatan, karena keterlambatan ditemukannya seorang penderita mencapai konversi pada fase awal pengobatan akan berpengaruh kepada keadaan penderita dan pola pengobatan selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku berobat terhadap keterlambatan ditemukannya konversi pada akhir fase awal pengobatan penderita TB paru di Kota Tasikmalaya tahun 2001.
Rancangan penelitian yang dipergunakan yaitu kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 164 yang menurut perbandingan 1:1 terdiri dari 82 kasus dan 82 kontrol. Sampel adalah penderita TB paru berumur 15 tahun atau lebih yang mendapat pengobatan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shartcourse) kategori 1 dan 2, yang berobat ke puskesrnas di Wilayah Kota Tasikmalaya sejak 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2001 telah menyelesaikan fase awal pengobatan.
Kasus adalah sampel yang terlambat ditemukan konversi pada batas waktu fase awal pengobatan yaitu lebih dari 60 hari untuk kategori atau lebih dari 90 hari untuk kategori 2. Sedangkan kontrol adalah sampel yang mencapai konversi sesuai batas waktu fase awal pengobatan yaitu antara hari ke 53 - 60 untuk kategori 1 atau antara hari ke 83 - 90 untuk kategori 2.
Hasil penelitian dengan uji statistik multivariat regresi logistik, menunjukkan bahwa perilaku berobat penderita berpengaruh terhadap keterlambatan ditemukannya konversi pada akhir fase awal pengobatan TB paru dengan nilai rasio odds 3,75 dan 95%C1=1,83 ; 7,68. Artinya penderita TB paru yang berperilaku berobat kurang baik memiliki risiko 3,75 kali untuk mengalami keterlambatan ditemukannya konversi pada akhir fase awal pengobatannya dibanding dengan penderita TB paru yang berperilaku berobat baik. Pada penelitian ini tidak ditemukan variabel lain yang berinteraksi hanya ada satu variabel yang berpotensi sebagai pengganggu yaitu pelayanan petugas. Dengan demikian maka variabel-variabel covariat berpengaruh secara bebas terhadap keterlambatan ditemukannya konversi pada fase awal pengobatan penderita TB paru.
Untuk lebih efektifnya pengobatan TB paru, perlu pendekatan yang lebih baik melalui pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi di antara petugas kesehatan, penderita dan Pengawas Makanan Obat (PMO), yang mengarah kepada pemberian motivasi kepada penderita agar memiliki perilaku berobat yang baik sesuai program.
Daftar Pustaka : 24 (1980 - 2001)
Influence of Treatment Behaviour to Late Have Been Met of Conversion at the End of the Intensive Phase of Pulmonary Tuberculosis Treatment in Tasikmalaya City, 2001One of indicator to determine the treatment response among sputum smear positive cases is sputum conversion, after initial phase. Sputum conversion event be hope not late but still remain in the range of normal time of treatment standard program. A late sputum conversion time during the intensive phase of treatment will affect the patients treatment.The objective of the study is to know the influence of treatment behavior of the tuberculosis patient to late have been met of conversion at the end of the intensive phase of pulmonary tuberculosis treatment in Tasikmalaya City, 2001.The research design used is case-control study where the total samples taken was 164. The comparison of cases and control is 1:1 where total cases 82 and total control 82. Samples were the Pulmonary Tuberculosis of 15 years old or more who obtained the therapy on DOTS strategy using the first and second category of tuberculosis drugs they took treatment at the Community Health Center since January 1 - December 31, 2001 untill conversion of the intensive phase of treatment.A case is the sample who attended the sputum conversion more than 60 days for the intensive phase who took the first category of treatment and 90 days of the second category. The control is the sample who has the sputum conversion happened at the normal range of time of conversion which varies from 53 to 60 days for category I and 83 to 90 days for category II.The result of the research after using logistic regression multivariate statistic test shown that treatment behavior will tend to the lateness of sputum conversion during the intensive phase with the odds ratio 3,75 and 95%CI=1,83 ; 7,68. It means that these who attend not good treatment behavior has 3,75 times the risk of the late sputum conversion than these who take a good treatment behavior. There was no interaction or confounding variables, therefore covariate variables have independently influences to the lateness of sputum conversion in the intensive phase of pulmonary tuberculosis treatment.To make more effective of the pulmonary tuberculosis treatment, it is still needed for better approach like the best communication, information and education, between medical ability, tuberculosis patient and treatment observer, and a good motivation approach in order to have a good treatment behavior.References : 24 (1980 - 2001)