Ketidakseimbangan antara kebutuhan (user), supply (operator) dan regulator terjadi akibat kepentingan masing-masing pihak. Pemerintah (regulator) merupakan pihak yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan perencanaan angkutan umum melalui .kebijakan yang ditentukan. Untuk itu diperlukan suatu model kebijakan regulator.
Model kebijakan menggunakan dinamika sistem, dengan melakukan simulasi skenario subsidi, simulasi skenario LOS dan simulasi skenario jumlah armada. Penentuan kebijakan regulator menggunakan political bargaining approach.
Berdasarkan hasil simulasi diperoleh hasil : model kebijakan regulator dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan regulator yang bersifat makro. Kebijakan regulator yang realistik untuk subsidi : bus biasa untuk umum : 40% - 50%, pelajar : 70% - 80%. Bus patas untuk umum dan pelajar : 40% - 50%, patas AC untuk umum : 20% - 30%. Bus double untuk umum : 20% - 30%, pelajar : 70% - 80%. Bus sedang untuk umum dan pelajar : 50%, bus kecil untuk umum dan pelajar : 20% - 30%. Kebijakan regulator yang realistik dengan meningkatkan LOS, pada skenario LOS 1, dan skenario jumlah armada 3.