ABSTRAKSecara umum keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah merupakan ukuran dari berhasil atau tidaknya seorang siswa mencapai tujuannya. Dalam pendidikan, berhasilnya seorang siswa memenuhi tuntutan tugas pelajarannya merupakan suatu kesuksesan. Keberhasilan ataupun kegagalan yang dialami siswa dapat merupakan suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu, baik dalam bidang keterampilan dan dalam bidang tingkah laku.
Pengalaman belajar dari siswa dapat dinilai oleh pendidik melalui prestasi belajar. Prestasi belajar ini dapat diwujudkan antara lain dengan kemampuan membaca. Oleh karena itu, bagi siswa berpenglihatan terbatas sangat diperlukan sekali bagaimana memanfaatkan sisa penglihatan yang ada padanya. Diharapkan dengan memanfaatkan sisa penglihatan yang ada padanya, siswa berpenglihatan terbatas dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Penggunaan sisa penglihatan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca awas. Oleh karena itu, perlu dicari upaya atau intervensi untuk memanfaatkan sisa penglihatan mereka, sehingga dikemudian hari anak-anak ini dapat berkembang menjadi manusia pembangunan yang berkualitas.
Melalui pelatihan (training) tertentu diharapkan siswa berpenglihatan terbatas dapat memanfaatkan sisa penglihatannnya sehingga kemampuan membaca awasnya tidak kalah jauh dengan anak yang tidak tergangu penglihatannya. Minimal mereka dapat menggunakan fasilitas-fasilitas umum yang ada dalam kehidupan sehari-han. Sehingga dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya (ADL = Activity Daily Living) siswa berpenglihatan terbatas ini cukup mandiri dan tidak tergantung dengan individu lain, dan pada akhirnya nanti akan menunjang pula prestasi belajar akademiknya secara optimal sesuai dengan taraf kemampuan inteligensi dan kecerdasan emosinya.
Eksperimen Program Pelatihan Penggunaan Sisa Penglihatan (PPSP) terhadap kemampuan membaca awas ini menggunakan rancangan randomized pretest postest control group. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah Kuesioner dan Tes Kemampuan Membaca.
Subyek penelitian adalah 12 siswa SLB Bagian A Negeri Bandung yang berusia 8 sampai 18 tahun. Mereka berpenglihatan terbatas dan belum mampu membaca awas dengan baik. Mereka secara random dibagi menjadi dua kelompok yaitu 6 orang sebagai kelompok eksperimen dan 6 orang sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mengikuti Program Pelatihan Penggunaan Sisa Penglihatan (PPSP) selama 24 hari dengan lama setiap sesinya antara 30-90 menit.
Pemberian Program Pelatihan Penggunaan Sisa Penglihatan (PPSP) ini bersifat terarah dan terbimbing dengan melibatkan unsur bacaan awas dan proses kegiatan membaca awas. Pelaksanaan program pelatihan ini lebih ditekankan kepada masing-masing individu karena karakteristik sisa penglihatan merekapun sangat individual sekali pula. Walaupun dalam hal ini pelaksanaannya secara kelompok.
Pengujian statistik non parametrik dengan uji Kruskal Wallis (H Test) mendapatkan nilai H = 8, 2935 dengan tarap signifikansi p = . 001. Bila digunakan tabel a = 0, 01 maka menurut tabel x z o,ol; 2-1 = 6, 635. Nilai H (8, 2935) ternyata lebih besar daripada 6, 635, maka Ho diterima. Ini menunjukkan adanya perbedaan peningkatan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian program pelatihan pengganaan sisa penglihatan terbukti efektif terhadap kemampuan membaca awas siswa berpenglihatan terbatas.
Meskipun hasil tersebut mendukung hipotesa yang diajukan, penelitian ini memiliki kendala keterbatasan generalisasi. Jumlah sampel yang kecil mengandung kemungkinan sampel kurang representatif terhadap populasi. Jadi generalisasi hasil penelitian ini terbatas hanya pada bagian populasi siswa berpenglihatan terbatas yang mempunyai karakteristik sisa penglihatan yang relatif sama dengan sampel penelitian.
Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sampel penelitian dapat diperluas daerah atau wilayah tempat sekolah. Sehingga ada kesempatan untuk mengatasi generalisasi hasil penelitian ini, dengan demikian sampelnya cukup representatif terhadap populasi.