ABSTRAKSecara keseluruhan Tesis ini mempelajari dampak pembangunan nasional terhadap petani Dani, terutama mengkaji respon-respon yang tampak maupun tidak tampak dalam kehidupan sehari-hari mereka dalam lingkungan pembangunan nasional. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam kajian tesis ini adalah kehidupan ekonomi nasional memasuki kehidupan ekonomi orang Dani yang bertumpu pada budi daya mereka yang secara mendalam telah terpadu serta mengakar dan merupakan bagian dari budaya mereka yang sulit terpisahkan. Kehadiran pembangunan mau tidak mau terjadi berbagai benturan. Untuk itu dapat dilihat sejauhmana antisipasi masyarakat terhadap benturan akibat pembangunan tersebut dan perlu dilihat dari berbagai respon yang timbul hal inilah yang menjadi pokok perhatian dalam kajian tesis ini.
Pembangunan nasional bukan bertujuan semata-mata untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara fisik tetapi lebih dari itu untuk meningkatkan olah pikir masyarakat agar cita rasa dan perilakunya berubah ke arah nilai-nilai yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Begitu pula dengan kehidupan pembangunan bagi orang Dani yang mendiami lembah Baum yang menginginkan agar kehidupan mereka hari esok lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai perubahan-perubahan yang secara sadar dilakukan oleh masyarakat walaupun dalam konteks yang kecil dan berjalan secara lamban. Perubahan yang nampak lebih adaptif bagi masyarakat adalah perubahan pada sektor pertanian karena adanya keterbukaan masyarakat mengadoptif berbagai perubahan yang ada. Disamping itu selain sebagai makanan pokok mereka juga mempunyai hubungan dengan kebudayaan mereka dimana ubi manis dan babi merupakan konsumsi utama dalam merayakan berbagai perayaan adat mereka.
Ubi manis merupakan jenis tanaman yang diusahakan secara turun temurun dari generasi ke generasi, dan juga babi kedua bahan makanan ini memiliki nilai religi yang sangat tinggi. Sehubungan itu kelestariannya sampai saat ini terus di jaga dan dipelihara malah ditingkatkan lagi karena telah menambah fungsi ekonomi bagi mereka. Walaupun dikatakan ubi manis merupakan jenis tanaman transfer dari leluhur mereka begitu juga babi tetapi mereka adaptif dengan keanekaragaman jenis tanaman lain begitu juga ternak yang diperkenalkan baik pertama kali oleh para missionaris maupun melalui kegiatan pembangunan. Ini menandakan adanya respon masyarakat yang sangat positif mengadaptasi berbagai perubahan.
Baik pembangunan fisik maupun non fisik yang telah menyentuh masyarakat Dani di Wamena, merupakan suatu peluang untuk dapat merubah pola kehidupan kearah yang lebih baik. Orang Dani berhasil menangkap peluang-peluang akibat sentuhan pembangunan itu dengan menggeserkan pola kehidupan mereka dahulu dari pertanaian berburu dan meramu yang hasilnya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas telah bergesar ke pertanian menetap untuk memenuhi kebutuhan konsumen hingga orientasi produk mereka bukan semata orientasi subsisten tetapi telah ke orientasi pasar. Ini merupakan suatu kompetisi positif dimana mereka berperan aktif didalamnya dan mau menerima berbagai peluang.
Perubahan lainnya yang nampak pada kehidupan masyarakat Dani adalah perubahan di sektor pendidikan baik formal maupun informal, kesehatan, kemasyarakatan, pariwisata, industri rumah tangga dan telah tersedianya berbagai sarana dan prasarana yang kesemuanya ini mengharapkan adanya perubahan bagi masyarakat. Dengan melihat berbagai kegiatan masyarakat yang beradaptasi dengan pembagunan nasional itu sendiri dapat dikatakan respon masyarakat positif terhadap penyelenggaraan pembangunan.
Tidak dipungkiri pembangunan selain mengahasilkan hal-hal yang positif juga dapat menciptakan berbagai hal yang bertentangan dengan kehendak masyarakat. Namun kesemua ini oleh masyarakat Dani di lembah Balim sementara ini dapat mengatasinya dengan baik. Padi yang dulunya mendapat tanggapan benturan seakan-akan mengganggu kelestarian budaya mereka sekarang telah dikembangkan dengan begitu pesat dan memberi peluang ekonomi yang cukup besar bagi mereka.
Semua keterlibatan masyarakat dalam menangkap berbagai speluang yang ada menandakan masyarakat merasa diperlakukan sebagai pelaku dalam pembangunan nasional.
Intervensi budaya luar yaitu semenjak kehadiran para missionaris sekitar tahun 1954 telah mengadopsi budaya-budaya baru dan secara bertahap masyarakat mulai mengalami perubahan. Bila lihat dari kurun waktu di atas dan perubahan yang sekarang dialami masyarakat dapat dikatakan masyarakat telah cepat mengalami perubahan dan dengan budi daya yang ada mereka berusaha meningkatkan usaha mereka di satu pihak mereka masih menjaga kelestarian budaya mereka walaupun sudah terjadi modifikasi antara lain budaya perang-perangan.
Akhirnya dapat dikatakan respon masyarakat Dani terhadap pembangunan nasional sangat positif, kemudian daya vita rasa masyarakat yang membentuk prilaku mereka mudah mengadopsi barbagai perubahan yang datang merupakan suatu sumber daya yang secara alamiah dimiliki oleh masyarakat. Untuk itu perlu di jaga dan dilestarikan serta diperhatikan sebagai modal pembangunan di masa datang.