Kecenderungan kaum eksekutif muda yang lebih mementingkan pendidikan dan karir ternyata menyebabkan usia pernikahan mereka tertunda. Hal ini membuat semakin lama semakin banyak tumbuhnya berbagai biro jodoh yang memanfaatkan gejala ini sebagai suatu peluang bisnis. Meet At Luch (MAL) yang didirikan pada tahun 1993 lebih melihat keadaan ini sebagai suatu kevakuman sosial yang patut diatasi. Sebagai organisasi non-profit, MAL berusaha memperkenalkan keberadaannya kepada lingkungannya melalui berbagai strategi komunikasi.
Tujuan penelitian ini adalah berusaha melihat bagaimana strategi komunikasi organisasi katartik MAL dan bagaimana dampaknya terhadap perubahan perilaku anggota sesuai dengan tujuan MAL yang ingin menciptakan jaringan komunikasi interpersonal di antara anggotanya. Beberapa teori dan konsep yang digunakan antara lain adalah pengertian organisasi katartik, teori Stimulus-Response (S-R) dan model kotak hitam, dan beberapa konsep penjualan.
Pendekatan penelitian adalah secara kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif evaluatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber dan 15 informan dari organisasi yang diteliti, serta melalui pengamatan berperan serta sebagai anggota organisasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi eksternal yang digunakan oleh MAL adalah berupa iklan, personal selling dan Word of Mouth (WOM). Sedangkan strategi internalnya berupa komunikasi internal yang khas diciptakan oleh MAL untuk anggota-anggotanya. Yang menjadi catatan penting adalah inisiatif dan sikap proaktif anggota sangat menentukan bagi keberhasilan tujuan organisasi semacam ini.
Saran-saran yang dapat diberikan bagi organisasi katartik MAL adalah perbaikan kegiatan-kegiatan secara internal dalam organisasi dengan terus mendorong keterlibatan anggota dalam setiap kegiatan organisasi, selain itu juga dengan meningkatkan kegiatan eksternal untuk lebih memperkenalkan organisasi MAL kepada lingkungannya.