UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Aku, perempuan dalam sinetron Indonesia (studi analisis discourse sinetron bukan perempuan biasa)

Umaimah Wahid; Sasa Djuarsa Sendjaja, supervisor; Bhenyamin Hoessein, examiner; Dedy Nur Hidayat, examiner ([Publisher not identified] , 1998)

 Abstrak

ABSTRAK
Perempuan mengami banyak sekali ketidakadilan yang disebabkan salah satunya karena perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan-perbedaan tersebut memunculkan stereotip-stereotip merugikan atas perempuan seperti: lemah, cepat putus asa, tidak rasional, kepercayaan bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang senantiasa mengutamakan tugas-tugas domestik yang dilekatkan oleh budaya. Semua itu dipercaya bukan sesuatu yang koirati sifatnya atau keadaan yang melekat semenjak lahir. Tapi semua pemerhati perempuan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah hasil rekontruksi sosial. Konsep perbedaan gender memandang bahwa budaya, lembaga, biologis adalah faktor-faktor yang ikut mempengaruhi perbagian realitas dunia yang berbeda. Pemahamanan yang berbeda atas diri perempuan dalam kehidupan pada dasarnya adalah hasil rekontruksi sosial yang telah dimulai semenjak kecil. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh M.A.K. Halliday dalam bukunya Language as Social Semiotic bahwa bentuk realitas yang dipahami oleh individu sangat dipengaruhi dari pengalaman, pendidikan dan cara pandang yang telah mulai dibentuk sejak kecil. Proses diatas sepenuhnya didukung oleh bahasa yang digunakan dalam membahasakan realitas mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi paling unversal dipercaya telah memberikan andil besar dalam membentuk dan melahirkan perbedaan-perbedaan terhadap perempuan.
Perbedaan perlakuan atas perempuan terjadi hampir disemua aspek kehidupan. Salah satunya terjadi dalam sinetron dan media televisi. Melalui studi ini penulis tertarik untuk melihat bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks sinetron mempengaruhi pembentukan perbedaan perempuan dalam sinetron. Teks yang ada dapat memunculkan wacana perempuan yang bagaimana dan apakah menimbulkan perbedaan gender bagi perempuan.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis tekstual dan analisis isi. Analisis tekstual diterapkan berdasarkan upaya melihat teks sebagai unit analisis. Sedangkan Analisis isi diterapkan untuk melihat bagaimana realitas perempuan dalam sinetron Bukan Perempuan Biasa dihadirkan. Penelitian ini menggunakan Model analisis wacana, yaitu analisis yang mempertimbangkan faktor ke-bahasa-an dalam teks. Analisa wacana dipergunakan dengan pertimbangan bahwa keutuhan suatu realitas hanya dapat dilihat dengan mempertimbangkan dua unsur yaitu internal dan eksternal linguistik, yaitu teks dan kontek yang difokuskan menggunakan strategi-strategi bahasa khusus bagi perempuan sebagaimana dinyatakan oleh Deborah Tennan yang meneliti gender dan wacana mengenai teks film dan percakapan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan. Melalui metode ini dikaji Apakah perempuan menggunakan strategi-strategi bahasa khusus dalam percakapan (teks sinetron) khususnya strategi-strategi indirectness, interrupsi, Silence and Volubility, Topic Raising dan Adversativeness: conflict and verbal aggression.
Berdasarkan teks sinetron Bukan Perempuan Biasa, maka dapat dilihat bahwa perempuan dihadirkan dalam bentukan perempuan yang mempunyai kesadaran atas realitas yang dihadapi. Menolak ketidakadilan yang disebabkan oleh laki-laki kepada mereka. Semua hal di atas muncul pada tokoh Menul dan Sri. Keduanya menyadari bahwa perbedaanperbedaan tersebut bukanlah kodrati sifatnya tapi hanya merupakan kontruksi sosial. Karena manusia pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama merealisasikan hidupnya. Perempuan dalarn teks Bukan Perempuan Biasa; Satu sisi perempuan digambarkan berani mengeluarkan pendapat, melakukan interupsi kepada laki-laki, mampu menimbulkan konflik dan banyak memunculkan topik pembicaraan. Tapi disisi lain mereka masih tetap lebih menyukai menyampaikan keinginan secara tidak langsung, Dan dalam situasi tertentu lebih memilih diam dan menyukai bekerja sama (cooperatif) dengan lawan bicara. Dengan kata lain tidak semua stereotip negatif perempuan dalam teks terbukti. Hasil tersebut dapat dipahami dari konteks yang melingkupi teks, yaitu kanteks sosial budaya. Konteks ini menjelaskan bahwa Arifin C. Noer sebagai penulis skenario sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan cara pandang terhadap perempuan yaitu ibunya.

 File Digital: 1

Shelf
 T9727-Umaimah Wahid.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1998
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xi, 349 pages : illustration ; 29 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-407145377 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78634
Cover