ABSTRAKKepedulian pemerintah terhadap pengembangan sumber daya manusia di Indonesia dalam menjembatani kebutuhan pasar kerja dengan kemampuan angkatan kerja, salah satunya adalah dengan membangun 153 Balai Latihan Kerja (BLK). Balai Latihan Kerja ini dikelola oleh Depnaker dan berfungsi melaksankan berbagai kegiatan pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai kejuruan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja yang ada.
Dari studi penelusuran lulusan Balai Latihan Kerja yang bekerja di industri, yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tenaga Kerja Depnaker mengungkapkan bahwa pekerja lulusan BLK tidak jauh berbeda ketrampilannya dibandingkan dengan pekerja bukan lulusan BLK di tempat kerja, sehingga ditengarai oleh berbagai pihak bahwa hal ini sebagai akibat dari rendahnya kualitas lulusan BLK
Keadaan tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian tentang pelaksanaan pengajaran praktek bengkel di Balai Latihan Kerja Singosari. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan subyek penelitian semua instruktur yang mengajar praktek bengkel di BLK Singosari. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ada tiga macam, yaitu metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil analisis data menggambarkan pada kesimpulan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari proses penyusunannya, kurikulum yang dipergunakan dalam kegiatan pelatihan institusional atau regular di Balai Latihan Kerja
Singosari tidak didasarkan pada analisa kebutuhan pekerjaan yang ada di daerah maupun analisa target populasinya.
2. Berdasarkan kriteria pengukuran pendayagunaan instruktur latihan kerja, dan pedoman standar fasilitas pelatihan, selain kejuruan otomotif instruktur latihan kerja dan fasilitas pelatihan di BLK Singosari belum terdaya gunakan secara maksimal.