UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Teritorialiti, deteritorialisasi, reteritorialisasi: kajian perilaku lansia penghuni Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan, Cibubur Jakarta Timur

Fadila Fitria; Gunawan Tjahjono, supervisor (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Tesis ini mengkaji perilaku manusia dalam hubungannya dengan ruang, termasuk ruang pribadi dengan batas-batas maya yang terbentuk akibat kebudayaan seseorang. Menggunakan pendekatan perilaku yang merupakan implikasi dari seluruh kegiatan manusia yang didasari oleh kebudayaan sebagai sistem pengetahuan (Spradley dan McCurdy, 1987: 2-3) dan pedoman hidup atau blueprint (Suparlan, 1994) serta konsep teritorialiti dari Deleuze dan Guattari (1987). Kedua konsep yang sating bersesuaian, teritorialiti adalah gambaran atau gagasan yang ada di pikiran manusia yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku. Konsep teritorialiti berkaitan dengan konsep deteritorialisasi dan reteritorialisasi yaitu proses pengaburan dan pembentukan teritorialiti yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang baru.
Individu akan mencerap ruang beserta isinya termasuk individu lain yang berada di sekitarnya dan menanggapi sesuai dengan pedomannya. Proses penyesuaian diri merupakan salah satu tanggapan individu terhadap ruang. Berada di lingkungan yang baru seseorang akan menyesuaikan diri dengan pedoman yang ada di lingkungan tersebut. Demikian pula dengan lansia yang tinggal di STW. Mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan STW, baik ruang ragawi maupun ruang dengan batas-batas maya (ruang pribadi).
Walaupun ada lansia yang tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan dan penghuni STW, setidaknya ditemukan empat kiat yang dilakukan oleh penghuni dalam menyesuaikan diri, yaitu dengan: 1) menutup diri, 2) memilih teman 3) mengadakan pendekatan dengan semua penghuni dan 4) tidak menutup diri tapi menghindari ruang yang akan menimbulkan kesulitan pada dirinya. Kiat-kiat tersebut sangat dipengaruhi oleh kebudayaan sebagai pedoman hidup atau acuan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuannya yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, keluarga dan status pernikahan serta tipe kepribadian. Mereka mendeteritorialisasi dan mereteritorialisasi teritoriaiitinya dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan STW.
Dalam kaitannya dengan ruang ragawi, mereka melakukan beberapa penyesuaian terhadap kamar tidur dengan; 1) mengubah perletakkan perabot, 2) menambahkan perabot sesuai kebutuhannya, 3) memilih untuk keluar dan kamar atau melakukan kegiatan di luar kamar tidurnya. Pilihan-pilihan yang diambil oleh penghuni dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuannya.
Berinteraksinya ruang-ruang pribadi dalam ruang publik rentan akan terjadinya konflik. yang Terjadinya konflik di lingkungan STW dapat dilibat sebagai usaha dari penghuni untuk mempertahankan kedudukan sosialnya dan dapat memelihara hubungan dalam kelompok. Terutama penghuni yang pada kehidupan sebelum tinggal di STW, memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. Hal ini sesuai dengan tesis Coser (1956) mengenai fungsi konflik sosial.
Penelitian ini menemukan bahwa jarak jarak sosial dalam interaksi lansia penghuni STW tidak dapat diukur dengan jarak ragawi, melainkan melalui isi pembicaraan dan intensitas pertemuan antar penghuni. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan kemampuan pendengaran dan penglihatan yang mengharuskan mereka saling berdekatan ketika berbicara. Sebaliknya mereka enggan untuk duduk berdekatan dengan lawan jenisnya karena khawatir akan menjadi pembicaraan penghuni lain.
Dari penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam merancang rumah khusus lansia, yaitu; 1) perletakkan ruang-ruang bersama untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi penghuni dikaitkan dengan kebudayaan lansia; 2) penataan perabot dalam ruang. Penerapan konsep sosiapetal bagi ruang sosial yang mendukung interaksi antar pemakai dan konsep sociofugal bagi ruang yang menghindari interaksi antar pemakai ruang, dan 3) bahan yang digunakan untuk perabot, hendaknya yang ringan sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan ketika ditata kembali sesuai kebutuhan tiap kegiatan.

 File Digital: 1

Shelf
 T 13814-Teritoriality.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T13814
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T13814 15-19-091534489 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79974
Cover