Penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Indonesia di Panti Sosial Bina Karya "Pangudi Luhur" belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan oleh PSBK dalam usaha penanggulangan gelandangan dan pengemis. Antara lain, dikarenakan informasi yang diberikan lembaga kurang menyeluruh di kalangan gelandangan dan pengemis. Selain itu, program keterampilan yang diberikan di PSBK "Pangudi Luhur' adalah keterampilan dasar, waktu pembelajaran yang disediakan sangat singkat serta sarana yang minim mengakibatkan beberapa eks klien menggelandang kembali setelah keluar dari panti. Gambaran self efficacy (keyakinan diri) sebagai faktor internal klien menjadi fokus penelitian ini dengan tujuan dapat membantu di dalam tahap pemberian pelayanan Usaha Kesejahteraan Sosial.
Di dalam penanganan masalah gelandangan dan pengemis perlu menerapkan konsep `self efficacy' sebagai proses internal individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi tingkah laku dan lingkungan individu. Self efficacy yakni keyakinan diri akan mempengaruhi seseorang dalam memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas.Gelandangan dan pengemis sebagai penyandang masalah sosial merupakan komunitas yang memiliki kehidupan berbeda dan dapat dlikatakan tidak layak di masyarakat umum. Kegiatan keterampilan yang diberikan agar mereka memiliki bekal agar dapat hidup mandiri. Assessment sebagai tahapan yang bertujuan mencapai pemahaman masalah, klien, dan situasi sehingga dapat mengkonstruksikan rencana untuk pemecahan masalah.
Metode penelitian yang digunakan adalah model gabungan/mixed model studies yakni menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama yang dikombinasi pencarian data secara kuantitalif melalui pengisian skala self efficacy dan kemudian hasilnya dinterpretasikan dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari ke-53 subjek yang merupakan peserta program keterampilan PSBK-PL memiliki self efficacy (keyakinan diri) tinggi pada keseluruhan komponen self efficacy (mengerahkan usaha, tidak gentar pada masa sulit; memvisualisasikan keberhasilan, mencari solusi pada hambatan dan reaksi emosional). Akan tetapi dilihat dari masing-masing komponen self efficacy, subjek memiliki self efficacy yang tinggi pada tiga komponen yakni mengerahkan usaha, tidak gentar pada masa sulit dan mencari solusi. Sementara pada komponen self efficacy yakni visualisasi keberhasilan dan reaksi emosional, subjek ber-self efficacy rendah. Artinya, sebagian besar subjek sebagai peserta keterampilan tersebut akan mengerahkan usahanya, tidak gentar saat masa sulit dan selalu mencari solusi ketika menemui hambatan. Namun subjek juga memiliki kekhawatiran dan kecemasan pada program keterampilan yang diikutinya. Meskipun demikian, subjek tersebut diprediksikan tidak mudah kembali menggelandang setelah selesai mengikuti program keterampilan. Self efficacy merupakan konsep yang penting diperhatikan untuk dimasukkan di dalam tahapan assessment Well pihak panti. Mengetahui kondisi keyakinan klien akan memaksimalkan panti dalam memberikan pelayanan. Bagi pemerintah, khususnya Departemen Sosial sebagai penyelenggara panti hendaknya memberikan prioritas dalam kegiatan keterampilan ini dalam segi perencanaan, materi., alat-alat serta sarana-sarana penunjang.