ABSTRAKDalam era globalisasi di bidang industri konstruksi, khususnya di Indonesia ,para Kontraktor, Pemasok Perencana dan Manajer Konstruksi perlu segera meningkatkan kinerjanya agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain. Salah satu tuntutan kinerja hasil produk industri konstruksi yang perlu ditingkatkan adalah kualitas atau mutu.
Didalam tesis ini yang akan dibahas adalah pengendalian kualitas beton massa. Salah satu unsur terpenting yang merupakan kriteria pencapaian kualitas beton massa adalah tidak terjadi retak thermal. Retak thermal tersebut timbul sebagai akibat perbedaan temperatur panas hidrasi yang terjadi antara temperatur dipermukaan dan di dalam beton setelah pengecoran yang menimbulkan regangan tarik beton yang melebihi regangan tarik ijin beton. Untuk mencegah terjadinya retak thermal tersebut diatas diusulkan model manajemen konstruksi yaitu pengendalian kualitas beton massa dengan konsep konsistensi kriteria "Masukan - Proses - Keluaran" dimana kriteria desain yang merupakan "Masukan", ditetapkan sejak awal desain, yang kemudian ditetapkan dilapangan ("Proses") dengan pengawasan yang konsisten (taat asas), sehingga diharapkan hasil kualitas beton massa dapat dicapai secara optimal. Dalam kasus ini diasumsikan pelaksanaan pengecoran menerus sehingga dianggap tidak terjadi retak karena cold joint (retak pada hubungan beton lama dengan beton baru sebagai akibat pengecoran yang terputus-putus/tidak menerus). Dengan menggunakan model tersebut diatas, maka unsur penting yang disyaratkan dalam rangka mencapai kualitas beton massa akan dapat dipenuhi.
Akhirnya diharapkan dari tesis ini didapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengendalian kualitas beton massa, yang pada saatnya akan dapat dipakai sebagai bahan acuan bagi Kontraktor, Pemasok, Perencana dan Manajer Konstruksi (MK) dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja.