ABSTRAKDari beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif ekonomi dan demografi merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Keskipun demikian tidak berarti faktor-faktor lain diluar faktor ekonomi dan demografi tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Faktor-faktor sosial budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai pengaruh yang cukup untuk menentukan terhadap keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja sesuai dengan pilihan mereka.
Berdasarkan penelitian empiris tampaknya faktor ekonomi merupakan faktor yang di pandang dominan mempengaruhi seseorang bersedia menyediakan waktunya untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu. Faktor ekonomi tersebut antara lain tercermin pada tingkat upah dan tingkat pendidikan. Namun demikian faktor demografi seperti halnya umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan lainnya tak dapat diabaikan begitu saja dalam analisis jam kerja para pekerja. Untuk itulah tesis ini mencoba menganalisa secara diskripsi maupun inrerensial terhadap jam kerja para pekerja di propinsi Jawa Tengah. Sebagai variabel tidak bebas adalah jam kerja, sedang variabel bebasnya adalah tingkat upah, tingkat pendidikan, kelompok umur, jenis kelamin serta tempat tinggal pekerja.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil Survai Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 1987 Jawa Tengah, yang pelaksanaanya dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis dibatasi pada sub sampel kelompok umur 10 tahun atau lebih yang bekerja dan menerima upah. Berdasarkan pembatasan dan kriteria tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel pekerja yang dianalisis tercatat 4.626 orang, diantaranya 31,73% tinggal di kota dan 68,27% tinggal di desa, terdiri atas 64% pekerja laki-laki dan 36% pekerja perempuan.
Analisis statistik inferensial menggunakan model regresi berganda untuk mengetahui hubungan variabel bebas secara bersama-sama terhadap jam kerja sebagai variabel tidak bebas. Untuk kepentingan analisis digunakan metode Forward program SPSS. Variabel bebas yang diamati, diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja para pekerja sebagai variabel tidak bebas. Selain pengaruh variabel utama tersebut, juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi antara upah dan pendidikan, upah dan umur, upah dan tempat tinggal serta upah dan jenis kelamin pekerja.
Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya hubungan negatif antara umur dengan jam kerja. Pada kelompok umur yang lebih tua ternyata rata-rata jam kerja para pekerja lebih rendah, demikian pula tingkat pendidikan di mana pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi ternyata lebih rendah pula rata-rata jam kerja per minggunya.
Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel interaksi Up1Dik1, UplDik2 dan Up2Dikl mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja para pekerja. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh indikator upah1 terhadap jam kerja antara pekerja yang berpendidikan SD ke bawah dengan SMTA+. Terdapat pula perbedaan pengaruh indikator upahl antara pekerja yang berpendidikan SMTP dengan SMTA+, demikian pula terdapat perbedaan pengaruh indikator upah2 antara pekerja yang berpendidikan SD ke bawah dengan SMTA+. Dari hasil estimasi parsial diketahui bahwa pekerja dengan karakteristik umur 10-24 tahun, pendidikan SD ke bawah rata-rata jam kerjanya adalah 41,25 jam, umur 25-54 tahun 36,99 jam dan umur 55 tahun lebih adalah 35,29 jam per minggu. Untuk pendidikan SMTP secara berturut-turut adalah 44,46 jam, 40,21 jam dan 38,50 jam. Sedang untuk indikator upah2 dengan karakteristik umur sama dengan di atas dan pendidikan SD kebawah diperoleh hasil estimasi secara berturut-turut adalah 54,35 jam, 50,09 jam dan 48,38 jam per minggu.
Adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Up1TT menunjukkan adanya perbedaan pengaruh indikator upahl terhadap jam kerja antara pekerja di kota dan di desa. Sedangkan pengaruh yang signifikan variabel Up2TT menunjukkan pula adanya perbedaan pengaruh indikator upah2 terhadap jam kerja antara pekerja yang tinggal di kota dan di desa. Hasil estimasi menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja per minggu para pekerja untuk indikator upahl di kota 47,27 jam dan di desa 36,06 jam. Untuk indikator upah2 di kota 55,99 jam dan di desa 47,79 jam.
Selanjutnya, hasil uji statistik terhadap variabel interaksi Up1KLM dan Up2KLM juga signifikan pada a = 0,05 yang artinya variabel interaksi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja. Adanya pengaruh variabel Up1KLM menunjukkan pula adanya perbedaan pengaruh indikator upahl terhadap jam kerja antara laki-laki dan perempuan. Demikian pula untuk variabel Up2KLM yaitu ada perbedaan pengaruh indikator upah2 terhadap jam kerja antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Dari hasil estimasi diketahui bahwa untuk upahl rata-rata jam kerja laki-laki adalah 39,69 jam sedang perempuan adalah 37,15 jam. Untuk upah2 rata-rata jam kerja per minggu pekerja laki-laki 48,03 jam dan perempuan 45,53 jam.