Tata ruang arsitektur Kauman, yang menjadi perhatian tesis ini, mengandung arti sebagai penataan atau pengaturan ruang - kombinasi antara elemen-elemen fisik dan non fisik - mulai dari penataan ruang permukiman, ruang rumah tinggal, fasilitas peribadatan, hingga pengaturan perabot rumah tinggal, yang dilakukan secara terus-menerus oleh komunitas Kauman, melalui pranata-pranata yang ada, dalam rangka kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dalam penelitian ini, subyek kajian adalah komunitas yang bertempat tinggal di sekitar masjid Menara Kudus di kota Kudus lama, propinsi Jawa Tengah.
Rumah-rumah dengan tembok tinggi, lorong-lorong sempit, berliku, sesak, padat, pengap, dan tertutup itulah keadaan kampung Kauman Kudus. Namun, di balik tembok tinggi tersebut, beberapa rumah memiliki lahan pekarangan yang agak luas. Keadaan tersebut mendorong orang menganggap bahwa komunitas Kauman kurang memiliki jiwa sosial, mementingkan diri sendiri, dan memisahkan diri dari kelompok masyarakat lainnya; mereka eksklusif. Anggapan ini tentu saja bertolak belakang dengan sikap dan jiwa santri, yang selama ini oleh sebagian orang, selalu dilekatkan pada diri masing-masing individu dalam komunitas Kauman, yaitu yang memiliki kepatuhan pada ajaran agamanya (Islam).
Salah satu pertanyaan penelitian ini adalah, apakah sistem nilai yang berlaku dalam agama Islam mempengaruhi seluruh sisi kehidupan komunitas Kauman ? Dan kemudian bagaimana mereka memandang dan menyikapi ruang arsitektur mereka berdasarkan sistem nilai yang berlaku ?
Untuk memahami bagaimana komunitas Kauman Kudus menata dan mengolah ruang arsitektur mereka, kita harus memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang mereka alami secara terintegrasi. Konsep tata ruang arsitektur Kauman dapat diharapkan berkait erat dengan pandangan dunia mereka sendiri. Hal ini akan mengaitkan konsep ruang dan waktu dalam suatu konfigurasi yang khas bagi kultur Kauman, dimana nilai-nilai Islam ikut terjalin di dalamnya. Dalam upaya mengungkap sistem makna yang kompleks dari kultur Kauman digunakan pendekatan kultural.
Kerangka konsep yang digunakan dalam penganalisaan tesis ini mengacu pada kaitan hubungan fungsional konsep-konsep : kultur - ruang arsitektur -- simbol.
Cara yang ditempuh dalam penelitian tesis ini adalah pendekatan penelitian lapangan melalui pengamatan berperan-serta atau participant observation. Sedangkan cara analisis yang digunakan mengacu kepada model analisis yang dikembangkan oleh Victor Turner ketika menganalisis simbol dalam ritual, yaitu processual symbolic analysis.
Pada mula terbentuknya komunitas Kauman dan sekitarnya, terjalin hubungan pertalian darah antar keluarga; mereka memiliki semacam norma perkawinan endogamy. Hal ini menciptakan sistem kekerabatan yang rapat pada komunitas Kauman. Setelah terjadi pergaulan perdagangan dengan luar wilayahnya, maka mini lab terjadi perkawinan exogami. Mulailah dijalin hubungan-hubungan Baru dengan kerabat kedua belah pihak (suami-istri).
Dalam rangka pemenuhan hidup, komunitas Kauman dengan menggunakan pengetahuan kulturalnya yang diperoleh dari pengalaman dan proses belajar, telah merubah tata ruang arsitekturnya yang semula mereka memiliki ruang permukiman yang terbuka dengan pola rumah tinggal deretnya, kemudian merubah menjadi ruang permukiman yang tertutup dengan dinding tembok tinggi di sana sini.
Dalam tata ruang arsitektur Kauman telah terjadi proses saling `membentuk' antara ruang-ruang arsitektur sebagai wadah aktivitas dan orang-orang Kauman itu sendiri sebagai pelaku atau subyek. Generasi terdahulu telah menciptakan dan membentuk ruang-ruang arsitektur Kauman, dengan dinding-dinding pembatas ruang dibuat secara tegas dan jelas. Sementara generasi sekarang, sikap dan perilakunya dibentuk oleh ruang-ruang tersebut. Apabila generasi sekarang memiliki keinginan dan kemampuan (ekonomi) tidak menutup kemungkinan akan menghilangkan dinding tembok tinggi yang mengelilingi rumahnya. Hal ini bisa terjadi karena di antara ruang-ruang arsitektur dan orang-orang yang melakukan aktivitas di dalamnya senantiasa terdapat suatu hubungan timbal balik.
(xvi, 274 halaman, Bibliografi : 73 buku, 4 artikel, 6 laporan penelitian, 1 disertasi, 5 tesis, 2 skripsi, tahun terbitan paling awal : 1960, paling akhir : 2003)