Pemerataan pelayanan kesehatan di tanah air dewasa ini merupakan masalah pokok yang masih dihadapi sektor kesehatan. Aksesibilitas masyarakat masih rendah. Pada penelitian ini dipelajari pola pemanfaatan pelayanan kuratif modern pada balita dan faktor apa yang mempengaruhinya serta sejauh mana fasilitas kesehatan modern telah dimanfaatkan secara merata.
Penelitian ini dibatasi pada pemanfaatan pelayanan kuratif modern, balita yang sakit dan di daerah pedesaan Sumatera dengan dasar atau alasan: (l) sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, (2) balita adalah rawan terhadap kesakitan dan kematian dibandingkan golongan usia lainnya, (3) jumlah penduduk terbesar berada di pedesaan (70 %) dengan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan masih rendah dibandingkan di perkotaan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder Susenas 1992 yang telah dikumpulkan secara cross sectional Data kesakitan dikumpulkan secara retrospektif 1 bulan sebelum survei. Unit analisis adalah individu balita dan ciri-ciri kepala keluarganya, dengan besar sampel 1029 responden di 8 propinsi Sumatera. Metode analisis adalah secara univariat melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan uji statistik Chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Variabel bebas yang diteliti adalah tingkat pendidikan kepala keluarga, asal keluarga, pemanfaatan media informasi oleh kepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga, penghasilan, jarak dan lama sakit.
Hasil penelitian menunjukkan 3 variabel yang terbukti berpengaruh pada pemilihan pemanfaatan pelayanan kuratif modern pada balita di pedesaan Sumatera yaitu variabel media informasi, jarak dan lama sakit. Dapat dikatakan dengan mengendalikan variabel lain bahwa: (1) makin baik tingkat pemanfaatan media informasi oleh kepala keluarga maka kecenderungan memilih pemanfaatan pelayanan kuratif modern untuk balitanya makin tinggi; 2) makin jauh jarak ke tempat fasilitas kesehatan terdekat maka kecenderungan memilih pelayanan kuratif modern untuk balitanya makin kecil; 3), makin lama sakit (makin rendah status kesehatan) balita, maka kecenderungan memilih pelayanan kuratif modern makin tinggi, meskipun tidak konsisten.
Dari penelitian ini juga dilaporkan tidak ada perbedaan yang bermakna dalam hal pemilihan pemanfaatan pelayanan kuratif modern pada balita menurut tingkat kemampuan ekonomi keluarga dan ini dapat merupakan petunjuk adanya pemerataan. Hal ini dapat disebabkan daya beli masyarakat telah meningkat, tarif pelayanan di fasilitas kesehatan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat atau kesadaran masyarakat akan kebutuhan pengobatan telah meningkat. Disarankan agar para perencana dan pengelola program lebih memperhatikan mereka yang tingkat pemanfaatan media informasi yang masih kurang, terpencil dari fasilitas kesehatan dan status kesehatan masyarakatnya yang relatif rendah.