Tesis ini membahas masalah diskrepansi kepuasan yang dicari (Gratifications Sought/GS) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained/GO) pemirsa siaran film hiburan TVRI-1, TVRI-2, TPI, dan RCTI, di kalangan remaja daerah elit kelurahan Menteng dan remaja daerah kumuh keluraham Kwitang (Jakarta Pusat).
Sebagai kerangka teori digunakan (replikasi) model Uses and Gratifications dengan fokus bahasan pada diskrepansi antara Gratifications Sought dengan Gratifications Obtained.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa khalayak merupakan individu aktif yang dapat secara bebas memilih media yang disukai dan bersifat kepala batu yang hanya mau menyimak pesan yang dianggap menguntungkan baginya. Selain itu, media massa dianggap bersaing dalam memenuhi kepuasan khalayak, individu khalayak dianggap mampu mengutarakan motiv serta kepentingannya, dan penilaian tentang arti kultural media dilakukan setelah meneliti orientasi khalayak.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan GS (sebelum memirsa TV) dan GO (setelah mengkonsumsi media) remaja daerah elit dan kumuh, mencari deskrepansi GS-GO, mencari perbedaan GS Berta GO remaja elit dengan remaja kumuh, dan membedakan film pilihan khalayak remaja elit dengan remaja kumuh.
Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei. Pengumpulan data kancah dilaksanakan secara kuantitatif dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sebagian besar tertutup. Responden berjumlah 384, terdiri atas 192 dari daerah elit dan 192 dari daerah kumuh. Mereka adalah remaja berusia antara 17-21 i tahun.
Keterbatasan teoritikal penelitian adalah bahwa asumsi studi Uses and Gratifications (konsep masyarakat Harat) 'khalayak secara individual memiliki kebebasan menentukan media, yang hendak dikonsumsi' serta 'berkepala batu', diragukan berlakunya terutama di kalangan masyarakat daerah kumuh Indonesia. Selain itu, mempersaingkan penyajiah tiap media dalam membedakan kepuasan (gratification obtained) kepada khalayak (heavy-medium-light viewer) dirasakan kurang tepat, karena pemilihan saluran televisi (khususnya di Indonesia) oleh khalayak, dimana tiap saluran tidak mempunyai spesifikasi penyajian yang tajam, pada hakikatnya didasarkan pada usaha memilih film yang disukai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) GS remaja daerah elit dan daerah kumuh didominasi oleh hasrat untuk mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, memperoleh hiburan, mencari kesenangan, dan santai. Remaja daerah kumuh mempunyai tambahan harapan agar dapat mengurangi kegelisahan dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 2) Remaja daerah elit dan kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai dari TVRI-1, sedang dari RCTI mereka memperoleh kepuasan mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, medapat hiburan, mendapat kesenangan, dan santai. Selain itu, dari TVRI-2 remaja daerah kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan, sedang dari TPI memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai. 3) Deskrepansi GS-GO pada responden daerah elit dan kumuh adalah pada variabel memperoleh hiburan dan santai. Pada responden daerah elit, deskrepansi GS-GO juga terlihat pada variabel mengurangi ketegangan. Sedang pada responden daerah kumuh deskrepansi GS-GO juga terjadi pada variabel mengatasi kesepian dan mencari kesenangan. 4) Perbedaan GS remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant pada variabel harapan untuk memperoleh kepuasan dalam mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, melupakan tugas rutin, mengurangi kegelisahan, dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 5) Perbedaan GO remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant untuk TVRI-l, TVRI-2, TPI, dan RCTI pada variabel melupakan tugas rutin dan mengurangi kegelisahan. 6) Film pilihan remaja daerah elit sembilan judul film Barat dan dua produksi nasional. Sedang pilihan remaja daerah kumuh tujuh judul film barat dan empat produksi nasional.