Di Indonesia berhasilnya pembangunan pada masa orde baru khususnya di bidang kesehatan berdampak positif pada Umur Harapan Hidup {Life Expectancy) pada penduduk Indonesia, sehingga penduduk yang berusia lanjut/manula akan meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal ini mempunyai dampak pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi manula. Salah satu masalah kesehatan pada golongan tersebut adalah anemia. Di Indonesia Husaini (1990) mendapatkan prevalensi anemia pada golongan tersebut 37,5% dan di Amerika Serikat Jansen {1990) 40%. Pada umumnya anemia yang terdapat disebabkan oleh defisiensi zat besi. Faktor-faktor penyebab defisiensi zat besi pada golongan manula ini adalah masukan makanan yang kurang, gangguan absorpsi zat besi dan perdarahan gastrointestinal yang kronis. Ketiga faktor penyebab tersebut erat kaitannya dengan perubahan fisiologis dan patologis yang terjadi pada golongan manula.
Penelitian ini bertujuan mengetahui status besi pada golongan manula dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Telah dilakukan studi cross sectional pada 100 orang manula umur 60-83 tahun yang tinggal di Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisik,laboratorium dan wawancara terarah meliputi keadaan social ekonomi, pengetahuan dan perilaku gizi serta kebiasaan makan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada manula yang diteliti, tingkat status besi yang tergolong normal 81% sedangkan yang tergolong defisiensi 19%, berpenghasilan rendah 85%, berpendidikan rendah 75%, berpengetahuan gizi kurang 88% dan berperilaku gizi kurang 93%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara status besi dengan masukan zat besi, vitamin C dan tingkat penghasilan dan juga hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan tingkat pendidikan. Variabel-variabel lain yang diteliti tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan status besi.
The National Development programmed implemented by the Indonesian government in the last two decades have brought about positive effects on life expectancy, which results in a yearly increase of the elderly among the population. The increase has certain important implications on health and nutrition in the elderly. One of the many problems encountered in the specific age is anemia, the prevalence of which is currently 37.5 percent for Indonesia (Husa7ni, 1990), and 40 percent in the United States (Jansen, 1990). The anemia among the elderly is mostly caused by iron deficiency. The causative factors of iron deficiency anemia in the elderly are poor intake, disorders of iron absorption and chronic gastrointestinal bleeding. Those three factors are closely related to the physiological and pathological changes occurring in old age.This study was done to obtain data on iron status and the influencing factors in elderly. A cross sectional study was done among 100 elderly persons, ages between 60 to 83 years old, at utan Kayu Selatan, Matraman district, East Jakarta. Investigation includes physical examination, laboratory test, and guided interview encompassing socioeconomic, general knowledge, and nutritional lifestyle and eating habits.The results of the investigation among the elderly revealed that, 81 percent, among the elderly was normal level of iron status whereas Deficiency was found in 19 percent; low income was found in 85 percent of respondents, and low educational level 75 percent. Lack of knowledge on nutrition was found in 88 percent and poor nutritional lifestyle in 93 percent. Significant associations were found between iron status and iron, vitamin C intake and the level of income; and also between knowledge on nutrition and. the level of education. There was no significant association between iron status and the other variables being studied.