The cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia tends to increase and widespread around. Those conditions has tight relation to the high mobility of the populations parallel to the betterment of transportations, and the wide-spread of virus and the mosquitoes vector. To lower and depress the incidence rate of DHF, so many efforts done through the involvement of the health centers, sub centers, first and second level of health services, central government, and intersectoral collaboration. All of the activities should be supported by the sufficient Health Information Systems (HIS), especially reporting, while the report should fulfill the quality of report conditions.
The quality of report in Kotif Depok is not so good. This study tend to know the relations of knowledge, attitude, and practice of health personnel to the quality of report of the DHF which held in Kotif Depok for the year of 1993, by developing cross-sectional design and statistically analyzed with the Spearman's rank statistic.
From the study we could infer that there's relations between knowledge and quality of report of the personnels with rs =0.8667 and p=0.005; attitude and quality of report with rs =0.70Q0 and p=0.005; and work-load and practice to make DHF report, with rs =0.8156 and O.Ol
We suggested that there's need (badly needed) to improve the knowledge of the health centers personnels in the reporting of DHF through the regular training, and improved the attitude of the personnel by kin supervision and motivation, and the job descriptions.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung menyebar dan meningkat jumlah penderitanya. Keadaan ini, erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi, dan tersebar luasnya virus dengue serta nyamuk penularnya diberbagai wilayah. Untuk menurunkan insidens DBD berbagai upaya telah dilakukan dengan melibatkan Puskesmas, Puskesmas pembantu, Dinas Kesehatan daerah tingkat I dan daerah tingkat II, pusat, instansi lain yang terkait serta peran serta masyarakat. Semua kegiatan ini harus ditunjang oleh sistem informasi kesehatan yaitu mengenai pelaporan, dimana laporan tersebut harus memenuhi syarat-syarat kualitas laporan.
Kualitas laporan di wilayah Kotip Depok masih kurang baik. Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktek petugas pelaporan, dengan kualitas laporan penyakit DBD yang dilakukan di wilayah Kotip Depok tahun 1993 dengan menggunakan rancangan cross sectional serta analisis statistiknya menggunakan koefisien korelasi rank Spearman.
Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan petugas dengan kualitas laporan penyakit DBD (r5 = 0.8667, p = 0.005); ada hubungan antara sikap petu gas dengan kualitas laporan penyakit DBD (r5 = 0.7000, p = 0.05) serta ada hubungan antara beban kerja petugas dengan praktek dalam pelaporan penyakit DBD (rs = 0.8156, p = 0.02 - 0.01). Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap petugas dengan kualitas laporan penyakit DBD serta ada hubungan yang bermakna antara beban kerja petugas dengan praktek dalam pelaporan penyakit DBD.
Saran : Perlu adanya peningkatan pengetahuan petugas Puskesmas dalam hal pelaporan penyakit DBD melalui pelatihan dan perlu peningkatan sikap petugas melalui supervisi dan motivasi serta ada pembagian kerja yang merata pada petugas Puskesmas.