ABSTRAKDalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan (Maternal Mortality Rate = MMR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate=IMR), serta mengupayakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan merata maka Departemen Kesehatan membuat kebijaksanaan untuk mendidik dan menempatkan 54.120 orang tenaga bidan. Pengadaan tenaga bidan tersebut diharapkan dapat tercapai dalam kurun waktu 5 tahun sampai dengan tahun ketiga Pelita VI dan dengan demikian diharapkan di setiap desa di seluruh Indonesia telah memiliki 1 orang bidan. Pengadaan tenaga bidan sejumlah itu diselenggarakan dengan mendidik lulusan Sekolah Perawat Kesehatan wanita selama 1 tahun (2 semester) dengan beban studi 40 SKS. Lulusan bidan diharapkan mampu bekerja secara mandiri untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana serta menggerakkan partisipasi masyarakat untuk hidup sehat.
Permasalahan pokok dalam pengadaan dan penempatan bidan di desa ini adalah kemampuan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan (midwifery care) yang merupakan inti dari pelayanan kebidanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana hubungan antara variabel minat, konsep diri dan disiplin diri terhadap persepsi kemampuan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama.
Penelitian ini dilaksanakan di propinsi Bali dengan mengambil sampel 80 orang lulusan bidan baru pada program pendidikan bidan di Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Denpasar dan Sekolah Perawat Kesehatan Pemerintah Daerah Singaraja angkatan kelima tahun ajaran 1993/1994 dengan menggunakan kurikulum Program Pendidikan Bidan 1991.
Alat pengumpul data mempergunakan instrumen model skala Likert dan pilihan jawaban. Keseluruhan alat ukur memiliki validitas dan reliabilitas memadai. Analisis data dilakukan dengan analisis Product Moment dan Analisis Korelasi Ganda.
Temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya hubungan positip dan bermakna antara minat kebidanan terhadap persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan. Hal ini berarti semakin positip minat kebidanan maka akan semakin tinggi pula persepsi kemampuannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Tidak terdapat hubungan positip den bermakna antara konsep diri bidan terhadap persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan. Hal ini berarti konsep diri bidan tidak ada hubungan dengar persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan. Kemungkinan hal ini disebabkan karena sampel yang kurang representatif, kemungklnan lain karena alat ukur yang digunakan tidak mengukur apa yang sebenarnya harus diukur karena tidak semua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan validitas kongkuren atau eksternal. Kemungkinan lain konsep diri tidak langsung memberikan sumbangannya kepada persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan.
3. Adanya hubungan positip dan bermakna antara disiplin diri dengan persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan. Hal ini berarti makin tinggi tingkat disiplin diri bidan maka semakin tinggi pula persepsi kemampuannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
4. Terdapat hubungan positip dan bermakna antara minat kebidanan, konsep diri, disiplin diri dengan persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan. Dengan demikian terbukti bahwa ketiga variabel prediktor secara bersamasama memberikan kontribusi terhadap persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan.
Dari ketiga prediktor variabel disiplin diri memberikan kontribusi paling besar terhadap persepsi kemampuan memberikan asuhan kebidanan, kemudian disusul dengan variabel minat dan terakhir adalah variabel konsep diri.
Disamping temuan di atas dalam pelaksanaan penelitian ditemukan pula terdapat hubungan positif dan bermakna antara prestasi akademik dnegan persepsi kemampuan memberikan Asuhan Kebidanan. Prestasi akademik memberikan sumbangan yang besar terhadap persepsi kemampuan memberikan Asuhan Kebidanan.
Dengan adanya temuan-temuan tersebut maka minat kebidanan, konsep diri dan disiplin diri merupakan variabel prediktor yang perlu diperhitungkan dalam pembinaan pendidikan bidan, dan pembinaan bidan di tempat kerjanya.
Disarankan pula untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas agar dapat menetapkan kebijakasanaan dalam pendidikan dan pembinaan bidan lebih mantap.