ABSTRAKTesis ini membahas masalah tentang proses adaptasi orang Bali yang menjalankan tradisi yang berkaitan dengan adat dan agama Hindu di Jakarta Utara. Dalam menjalankan tradisi tersebut mereka membutuhkan organisasi sosial, yaitu banjar sebagaimana layaknya di Bali, padahal mereka berasal dari lingkungan tradisi yang berbeda-beda di Bali, dan tentunya mereka telah berada pada lingkungan sosial di kota yang berbeda dari lingkungan sosial di Bali. Karena itu, pertanyaan pokok yang dijawab dalam tesis ini adalah: mengapa demikian, dan bagaimana proses pembentukan, pengembangan, struktur, dan fungsi banjar tersebut?
Dengan mengacu konsep dan teori tentang adaptasi dari Bennett (1976), dan tentang subkultur dari Fischer (1980), serta beberapa konsep dan teori terkait lainnya, kajian ini menunjukkan hasil sebagai berikut.
Orang-orang Bali di Jakarta Utara membentuk dan mengembangkan banjar karena mereka mengalami berbagai masalah yang berpangkal pada keterbatasan kemampuan mereka untuk menjalankan tradisi mereka.
Hal itu berlangsung melalui proses yang meliputi tahap-tahap: rapat pembentukan banjar, pembuatan anggaran dasar, pengadaan dan penggunaan tanah, dan pembuatan beberapa sarana kegiatan banjar. Dalam proses itu mereka melakukan penyesuaian dengan lingkungan mereka yang tercermin pada cara mereka berhubungan dengan, dan memanfaatkan lingkungan sosial dan lingkungan alam untuk metnenuhi kepentingan bersama mereka.
Berdasarkan hal itu terwujudlah banjar di Jakarta Utara dengan struktur dan fungsinya yang tidak identik tetapi menunjukkan perbedaan dan kemiripannya dengan struktur dan fungsi banjar di Bali. Fungsinya tercermin pada berbagai kegiatan, yaitu: kegiatan ritual, kegiatan pendidikan agama, kegiatan kesenian, dan kegiatan sosial ekonomi yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang relatif berbeda dari cara pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti itu yang dilakukan oleh banjar di Bali.
Dengan berfungsinya banjar di Jakarta Utara melalui berbagai kegiatan tersebut, maka timbullah rasa aman dan kebetahan orang-orang Bali yang bersangkutan untuk tetap bermukim di Jakarta Utara dan sekitarnya. Namun fungsi banjar itu bukanlah merupakan faktor tunggal yang menyebabkan rasa aman dan kebetahan orang-orang Bali tersebut, melainkan disebabkan pula oleh faktor-faktor lainnya.