Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa normal pada wanita usia reproduktif, tetapi kehamilan dan persalinan dapat menimbulkan kesakitan bahkan kematian ibu terutama di negara berkembang. Penyebab utama dari kematian ibu di negara berkembang adalah pendarahan, infeksi dan eklampsi yang timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau komplikasi penanganannya. Besarnya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: umur ibu, paritas, jarak kehamilan, anemi dan status gizi ibu. Faktor-faktor tersebut perlu ditemukan secara dini dan memerlukan penanganan yang baik agar kesakitan dan kematian dapat dicegah.
Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan pelayanan antenatal sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui keadaan pelayanan ibu hamil, maka dilakukan penelitian terhadap petugas pelaksana pelayanan antenatal di Wilayah.Jakarta Timur. Hal yang diteliti adalah Kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi oleh petugas pelaksana ANC dan faktor-faktor yng mempengaruhinya. Dengan menggunakan metoda cross sectional.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah: Petugas yang mempunyai pengetahuan tentang KRT baik 38,2%. Petugas yang mempunyai sikap terhadap KRT baik 64,7%. Petugas yang pernah mendapat pelatihan 61,8%. Petugas yang memdapat dukungan yang baik 45,6%. Petugas yang mempunyai sarana lengkap 82,7%. Dan kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi baik 27,6%.
Terdapat hubungan antara pegetahuan petugas tentang KRT, sikap petugas terhadap KRT, pelatihan petugas tentang KRT dan sarana pemeriksaan ibu hamil dengan kualitas penjaringan KRT. Tetapi hanya pengetahuan petugas tentang KRT yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kualitas penjaringan KRT. Antara dukungan dengan kualitas penjaringan KRT tidak ada hubungan.
Saran yang diajukan adalah meningkatkan pengetahuan petugas pelaksana ANC dengan cara pelatihan, meningkatkan pembinaan dan melengkapi sarana pemeriksaan ibu hamil.