UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kemiskinan dan pola pemanfaatan air sungai Ciliwung untuk kebutuhan rumah tangga: studi kasus di kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur dan kelurahan Manggarai Selatan Jakarta Selatan = Poverty and the patterns of use of Ciliwung water for household needs: a case study in kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan dan kelurahan Melayu, Jakarta Timur

Nanny Ophir Yani Zainuddin; Parsudi Suparlan, 1938-2007, supervisor; Haryoto Kusnoputranto, supervisor (Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993)

 Abstrak

ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Ini mendorong manusia untuk selalu dekat dengan air Akibatnya banyak bermunculan pemukiman di sepanjang sungai yang sebagian besar penduduknya memanfaatkan air sungai sebagai sumber air keluarga untuk mandi, mencuci, wudlu dan buang air.
Ada asumsi yang mengatakan bahwa pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi yang relatif rendah (Sumandhini,1991). Mereka yang memiliki tingkat sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan yang relatif rendah dikatakan cenderung memiliki sikap negatif atau setuju terhadap pemanfaatan air sungai, sekalipun air sungai tersebut telah tercemar, sedang mereka yang memiliki tingkat sosial ekonomi dan pengetahuan yang relatif tinggi dikatakan bersikap positif atau tidak setuju terhadap penggunaan air sungai Ciliwung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (Sumandhini, 1991:62-65).
Kini sebagian besar masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai Ciliwung masih memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga, walaupun pemerintah telah berusaha membantu mereka untuk memperoleh air bersih yaitu dengan membangun MCK dan pompa-pompa tangan serta memasang saluran PAM . Penelitian ini ingin mengetahui hal-hal apa saja yang mendorong mereka, melakukan hal tersebut dan apakah kemiskinan telah membuat mereka tidak mau memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, dan apakah kemiskinan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam memanfaatkan air sungai.
Selama ini penelitian mengenai masalah pencemaran air sungai kebanyakan dilakukan oleh ahli-ahli dari disiplin ilmu biologi dan ilmu kimia, yang mengukur kadar pencemaran dengan menggunakan parameter biologi atau kimia, sedang analisis dari kacamata sosial budaya relatif masih sedikit jumlahnya selain itu beberapa penelitian yang pernah dilakukan selama ini pada umumnya menggunakan persepsi dari si peneliti bukan persepsi dari orang yang diteliti. Tesis ini mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mengungkapkan pandangan-pandangan orang yang diteliti:
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. untuk mengetahui apakah orang memanfaatkan air sungai Ciliwung untuk kebutuhan rumah tangga karena tingkat sosial ekonomi mereka yang masih rendah.
2. untuk mengetahui apakah kemiskinan merupakan satusatunya faktor yang menyebabkan mereka masih
3. untuk mengetahui pandangan serta persepsi masyarakat mengenai lingkungan dan kesehatan.
Penelitian ini, dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Aprl 1992 s/d pertengahan bulan Juni 1992 di 2 (dua) lakasi yaitu:
a. Kelurahan Manggarai Selatan RW 10 dan RT 01
b. Kelurahan Kampung Melayu RT 01/07, RT 04/07, RT 08/07
Metode Penelitian
Karena sifatnya yang kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui; a) Observasi partisipasi. b) Wawacara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ini dapat berkembang di lapangan.
Hasil Temuan dari Penelitian ini adalah:
a. Kemiskinan bukan merupakan satu-satunya alasan yang mendorong warga masyarakat untuk memanfaatkan air sungai Ciliwung guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa masih relatif banyak informan yang memiliki pendidikan yang cukup dengan tingkat sosial ekonomi yang relatif tinggi masih memanfaatkan air sungai Ciliwung untuk kebutuhan rumah tangga.
b. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan warga masyarakat di daerah penelitian masih memanfaatkan air sungai Ciliwung, walaupun fasilitas MCK di sana sudah ada. Faktor tersebut antara lain:
1. Adanya peraturan yang melarang warga untuk membuat jamban (tempat buang air besar) di dalam rumah mereka, karena terlalu rapatnya jarak rumah penduduk di situ. Pembuatan jamban pribadi dikhawatirkan akan mencemari air tanah di sekitar daerah tersebut (peraturan ini hanya berlaku di RT 08/07).
2. Warga masyarakat (terutama mereka yang akan pergi bekerja) umumnya malas untuk antri ke MCR, pada jam-jam sibuk (yaitu antara pukul 6 pagi sampai dengan pukul 9 pagi). Oleh karena terburu-buru mereka memulih cara yang lebih praktis yaitu pergi ke sungai, di sana mereka tidak perlu antri.
3. Hereka menganggap bahwa air sungai masih lebih bersih jika dibandingkan dengan air pompa yang ada di gang maupun di MCR. Air sungai tidak berbau sedangkan air pompa menimbulkan bau dan apabila digunakan untuk memcuci beras maka beras akan menjadi kebiru-biruan. Kalau untuk mencuci pakaian air pompa akan menimbulkan pada pakaian bintik-bintik hitam.

ABSTRACT
Water is a necessity of human life. This leads to the emergence of human settlements along the rivers where people can easily obtain water for washing, bathing, ablution etc.
It is assumed that those who make use river water have low social, economic status (Sumandhini 1991)_ They are also assumed to have low educational level and have a tendency to accept or to agree with the use of river water, even when it is already polluted. Those who relatively have higher education or better knowledge are said to have a positive attitude, that is to disagree with the use of river water for their household needs (Sumandhini 1991: 62-65).
Most of the people settling along the Ciliwung river still use the river water for their daily needs, despite the government's help to obtain clean, fresh water by setting up MCKs and installing PAM pipes. This study tries to elucidate factors that make them not to use the facilities provided by the governments, and gives answers to the peoblem of the influence of proverty on the patterns of use of Ciliwung water.
Research on problems of pollution were mostly conducted by biologist and chemists, in which the level of pollution was measured in biological and chemical parameters. Socio cultural analysis on these problems is still lacking. Furthermore, most sociocultural analysis adopt researchers perspective, while the perspective of the people under study is neglected.
This study tries to remedy this weakness. It describes the views of the local people and take them into account in the explanation of their behavior.
AIMS OF TSE STUDY
With regard to the problems above, this study is aimad at:
1. Determining the relation between social, economic status and the use of the river water, i.e. whether or not the use of river water is attributable to the low social, economic status.
2. Determining the relation between prov and the use of the river water, i.e. whether or not poverty is the only factor responsible for the making use of river water.
3. Elucidating the people's perceptions of their environment and health conditions
This three-month study was carried out from June to August 1992. in two locations
a. Kelurahan Manggarai Selatan
b. Kelurahan Kamoung Melayu
RESEARCH METHODS
Since the study is a qualitative one, the data was obtained through : (a) Participant Observation; (b) Depth Interview, in which an interview guide was used. The questions were developed in the field;
FINDINGS OF THE STUDY
1. Poverty is not the only reason for making use the water of Ciliwung for household' needs. The data show that informants with relatively high education and high social-economic status are still using the Ciliwung water in their daily lives.
2. Some factors responsible for the use of Ciliwung water, despite the presence of MCK facilities, are.
a. The rule that forbids the local people to build private latrine in their own houses due to the high density of the local settlement. It is feared that the installation of private latrines would result in the pollution of the local ground water (this rule, however, is valid only in RT 08/07).
b. Shortage of MCK facilities, which compels people to line up during the "peak hours" (i.e. between 6-9 a.m), discourages them to use the facilities when they are in a hurry. They prefer to go to the river where they do not need to line up.
c. Many people who use the river water are of the opinion that the river water is still better than the water from the local pumps or from the MCKs. Unlike the river water, the pump water stinks. Moreover, when rice is wash in pump water, it would turn bluish. When the pump water is used to wash clothes, it creates black spots on the clothes.

 File Digital: 1

Shelf
 T10436-Nanny Ophir Yani Zainuddin.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resources
Deskripsi Fisik : xxii, 218 pages ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-760034302 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81744
Cover