Program Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu inovasi bagi dunia pendidikan Indonesia. Sosialisasi program MBS telah dicoba dilaksanakan di sekolah-sekolah rintisan di 7 kabupaten di Indonesia oleh Departemen Pendidikan, bekerjasama dengan UNESCO dan UNICEF, program ini dicoba dilaksanakan di sekolah-sekolah rintisan di 7 (tujuh) kabupaten di Indonesia. Berbagai tangggapan baik yang mendukung maupun antipati terhadap program tersebut bermunculan. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana sosialisasi program MBS tersebut dilaksanakan, serta bagaimana tanggapan adopter terhadap pelatihan dan penerapan MBS di kedua sekolah serta karakteristik apa yang dapat menghambat dan mendukung proses adopsi dan penerapannya.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran sosialisasi program MBS, dan tingkat pemahaman dan partisipasi adopter terhadap sosialisasi program MBS serta mendapatkan karakteristik yang mendukung dan menghambat proses adopsi dan penerapan program MBS.
Dari penelitian ini, didapat temuan-temuan bahwa Karakteristik Complexity merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam proses adopsi, dan penerapannya. Karena materi tidak dikemas sedemikian rupa sesuai dengan kesiapan dan tingkat pengetahuan peserta pelatihan maka adopsi dan penerapan program mengalami banyak hambatan. Pelatihan estafet yang tidak dipersiapkan dengan baik atas materi maupun daya sumber manusianya akan berpengaruh besar terhadap pelatihan di tingkat selanjutnya.