Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Virginiamisin merupakan antibiotik golongan peptidolactone. Dihasilkan oleh mutan Streptomyces virginiae. Digunakan dalam ransum ternak untuk pemacu pertumbuhan dengan dosis sangat kecil dalam satuan ppm dengan dosis yang masih beragam dari 1 - 2 ppm, 5 - 20 ppm bahkan 100 ppm, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian virginiamisin terhadap absorpsi asam amino dalam saluran cerna dan untuk mengetahui dengan pasti dosis efektif yang dapat meningkatkan berat badan dan efisiensi makanan. Penelitian ini dilakukan terhadap 200 ekor ayam pedaging, menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 5 x 3 dibagi dalam 5 kelompok yaitu: P1 (kelompok kontrol yang tidak mendapat virginiamisin) lalu P2, P3, P4 dan P5 masing-masing merupakan kelompok perlakuan yang mendapatkan virginiamisin beberapa taraf dosis dari dosis 5, 10, 15 dan 20 ppm. Retensi dan absorpsi asam amino dihitung dengan menggunakan metode yang dipakai oleh Hurwitz dkk. yaitu metode pengukuran absorpsi asam amino dengan mengukur kandungan nitrogen dalam faeces dibantu dengan indikator Cr203. Analisis statistik menggunakan analisis varian dua faktor, sedang untuk kontras antar perlakuan dilakukan uji perbandingan berganda cara Scheffe(p < 1%).
Hasil dan Kesimpulan: Antara minggu perlakuan dengan dosis pemberian virginiamisin ada interaksi yang nyata secara statistik. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian virginiamisin dapat memperbaiki performans ayam terutama pada satu minggu pertama penelitian yaitu saat ayam berumur 3 - 4 minggu. Dua minggu sebelum berakhirnya masa penelitian, yaitu pada akhir minggu II dan III mesa penelitian, ada perbedaan respon terutama respon performans dan respon absorpsi asam amino antara P1 dan P3, tetapi perbedaan tersebut secara statistik tidak berbeda bermakna pada p < 1%. Dari segi ekonomis kelompok P3 memberikan keuntungan yang lebih besar dari P1 karena bobot hidup akhir P3 lebih besar dari P1 sehingga harga jual P3 lebih tinggi. Dengan melihat hasil yang paling konsisten responnya pada semua parameter, maka disimpulkan bahwa dosis yang paling optimal dalam meningkatkan absorpsi asam amino adalah dosis 10 ppm terutama pada pemberian satu minggu I penelitian yaitu pada scat ayam berumur 3 - 4 minggu.