ABSTRAKRuang Lingkup dan Cara Penelitian: Penelitian biomedik yang menggunakan hewan percobaan makin meningkat dan di Indonesia mencit adalah hewan percobaan yang paling populer. Hewan percobaan yang akan dipakai dalam penelitian harus bebas dari penyakit; antara lain penyakit yang sering menjangkiti mencit adalah virus Sendai. Virus Sendai banyak menimbulkan masalah di Jepang, Rusia, Cina dan Amerika Serikat pada awal tahun 1950 sampai akhir 1970-an, selain menyebabkan angka kematian yang tinggi juga mempengaruhi hasil penelitian-penelitian di bidang imunologi dan karsinogenesis paru-paru.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan data seroepidemiologi infeksi virus Sendai pada mencit laboratorium di 4 lokasi pemeliharaan hewan percobaan: di Jakarta, Bogor dan Bandung. Mencit dikelompokkan a) 3 minggu, b) 8 minggu, c) 12 minggu, setiap kelompok berjumlah 50 ekor terdiri dari 25 jantan dan 25 betina. Pemeriksaan yang dilakukan adalah uji hambatan hemaglutinasi untuk mengetahui adanya antibodi hembatan hemaglutinasi dalam serum. Sebelum diuji serologik, serum harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan inhibitor tidak spesifik yang dapat mengganggu hasil uji tersebut. Pengolahan serum memakai cara modifikasi yaitu serum yang tidak diencerkan 1 bagian, filtrat kolera 1 bagian, dan kaolin 25% 3 bagian, dibandingkan dengan pengolahan serum 1 bagian dan filtrat kolera 4 bagian.
Hasil dan Kesimpulan: Uji hambatan hemaglutinasi terhadap serum yang diolah dengan cara modifikasi memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan pengolahan serum dengan perbandingan I : 4. Hasil pemeriksaan terhadap ke 600 sampel dari 4 lokasi menunjukkan bahwa titer antibodi hambatan hemaglutinasi terhadap virus Sendai kurang dari 20, berarti tidak ada anti hemaglutinin. Maka infeksi virus Sendai tidak ditemukan dan pemakaian mencit laboratorium dari Jakarta, Bogor dan Bandung tidak perlu dikhawatirkan terinfeksi virus Sendai.