Ruang lingkup dan cara penelitian. Lingkungan kerja yang tercemar dengan uap benzen dapat memberikan pengaruh, baik secara akut ( kecelakaan ) maupun secara kronis terhadap tenaga kerja yang terpapar. Pengaruh kronis dari keterpaparan uap benzen terhadap sistim hemopoitis telah banyak diketahui, namun pengaruhnya terhadap gambaran EEG masih sangat sedikit yang dilaporkan.
Penelitian kros-seksional dilakukan terhadap 31 orang tenaga kerja pada pabrik ban di Jakarta yang mengalami pemaparan benzen antara 6 - 25 tahun, dengan usia antara 30 - 49 tahun.
Gambaran EEG kelompok penelitian diatas diperbandingkan dengan gambaran EEG dari kelompok pembanding ( kontrol ) sebanyak 31 orang yang tidak mengalami pemaparan dengan usia antara 32 - 49 tahun. Untuk melengkapi informasi mengenai pengaruh benzen terhadap kesehatan tenaga kerja, pemeriksaan parameter lainnya juga diperiksa, yaitu pemeriksaan hematologis, SGPT / SGOT, urin dan feses rutin.
Hasil dan kesimpulan. Proporsi tenaga kerja yang mengalami kelainan EEG ( 12,9 % ) yang bekerja pada lingkungan udara yang terpapar dengan benzen rata - rata 9,35 ppm ( jangkauan 1,3 - 26,6 ppm ) tidak berbeda bermakna dengan Proporsi tenaga kerja yang mengalami kelainan EEG ( 19,4 % ) yang bekerja pada lingkungan yang tidak terpapar dengan benzen.
Selain M. C. V. ( = Mean Corpuscular Volume ), nilai nilai hematologis lainnya, nilai SGPT I SGOT, dan kandungan fenol dalam urin menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara ke dua kelompok tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah tingkat pemaparan uap benzen rata - rata 9,35 ppm tidak memberi pengaruh yang bermakna terhadap gambaran EEG tenaga kerja, akan tetapi tingkat pemaparan ini telah mempengaruhi sistim hemopoetik, yaitu mengakibatkan timbulnya makraeritrositosis secara bermakna. Tenaga kerja yang menderita kelainan EEG pada kelompok yang terpapar mempunyai korelasi dengan nilai abnormal SGPT dan SGOT.