UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Serat wedhatama: suatu kajian pemikiran filsafat

Koosinah Suryono Sastrohadikusumo; Haryati Soebadio, promotor; Soerjanto Poespowardojo, co-promotor; Toeti Herati Noerhadi, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993)

 Abstrak

Bangsa Indonesia, khususnya suku bangsa Jawa mempunyai peninggalan naskah sangat banyak dari leluhur. .Berbagai macam kitab disimpan disitu misalnya serat-serat primbon dan kumpulan mantra, serat-serat petunjuk cara mendirikan rumah, menanam padi dan palawija, cara mengobati otang sakit, cara memilih hewan piaraan. Kitab-kitab babad, kitab-kitab mistik, serat-serat mengenai lakon wayang, serat suluk, serat piwulang, kitab Pararaton, Negarakertagama dan lain sebagainya. Sastra wayang yang paling tua itu Ramayana kekawin dalam 7 jilid (kanda) yaitu: 1. Bala Kanda, 2. Ayodya Kanda, 3. Aranya Kanda, 4. Kiskenda Kanda, 5. Yudha Kanda, B. Sundara Kanda, dan 7. Uttara Kanda.
Kitab Mahabarata kekawin dengan 18 parwanya. Kepustakaan Islam santri yang berdasarkan lima rukun Islam, dan kepustakaan Islam kejawen seperti primbon, wirid dan suluk. Primbon itu macam-macam ajaran yang berkembang dalam tradisi Jawa seperti ngelmu petung (mengetung, menghitung), ramalan, guna-guna. Wirid dan suluk berkaitan dengan ajaran mistik Islam.
Tetapi rupanya, peninggalan budaya itu kurang mendapat perhatian dari masyarakat, karena terdesak oleh kemajuan zaman dan derap modernisasi, dimana nilai-nilai lama tidak sesuai lagi. Hal ini dapat menimbulkan krisis sosial dan ketidak pastian mengenai identitasnya. Namun belakangan ini kiranya situasi ketidak pedulian atau situasi kurang perhatian pada peninggalan budaya itu berubah. Dasar perubahan itu adalah sebagai berlkut. Mula-mula orang merasa bingung dan tidak pasti akan identitasnya dengan pesatnya laju pembangunan dalam segala bidang. Perubahan-perubahan sosial sebagai dampak modernisasi, menyebabkan nilai-nilai berubah karena tak cocok lagi. Perubahan-perubahan sosial ini sudah berjalan lama. Timbul kegoncangan-kegoncangan sosial serta kekacauan, hingga rakyat kehilangan arah.
Maka terasa sekali urgensi akan proses penyesuaiannya. Sejajar dengan proses ini muncul kebutuhan mendesak untuk meneliti kembali warisan kultural kita yang menentukan pola kelakuan, adat istiadat, kerangka kehidupan dan sebagainya. Penelitian kembali akan kebudayaan itu dijalankan dalam rangka penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan sosial itu yang mengakibatkan goncangan-goncangan.
Meneliti warisan kultural diharapkan dapat ditemukan kembali nilai-nilai yang dapat memperluas kerangka pemikiran kita. Ini akan menghasilkan penemuan-penemuan unsur-unsur dari warisan kultural yang dapat disuabangkan sebagai unsur sintesa antara unsur lama dan unsur baru?

 File Digital: 1

Shelf
 Serat Wedhatama-Full text (D 304).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D304
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xii, 257 pages : illustration ; 29 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D304 07-18-748675472 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82446
Cover