Hingga saat ini masalah depresi masih tetap merupakan topik yang menarik dan hangat. Hal ini disebabkan karena masalahnya yang besar dan kompleks; meliputi antara lain gambaran klinis, klasifikasi diagnosis, distribusi kasus dan penanganannya.
Penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika menunjukkan sekitar 8-11 % pria dan 18-23 % wanita akan mengalami episode depresi disuatu saat dalam perjalanan hidupnya (5,22). WHO (World Health Organi zation) memperkirakan depresi dialami oleh 3 % penduduk dunia - 100.000.000 jiwa - dan menurut Sartorius (1979), dari tahun ke tahun angka tersebut akan terus meningkat (12,16).
Khusus di Indonesia, penderita depresi secara klinis diperkirakan minimal 3.000.000 jiwa (Kusumanto S., Iskandar Y., 1985). Namun bila ditinjau menurut data yang ada, baik di Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Jiwa, ternyata angka depresi sangat kecil. Hal ini mungkin disebabkan karena masih banyak pasien, atau bahkan para dokter yang tidak mengenal dan menyangkal bahwa seseorang menderita depresi (15). Dalam pada itu data menunjukkan bahwa dari seluruh pasien yang berkunjung ke dokter, 10 % diantaranya terdiri dari pasien depresi dan separuhnya merupakan depresi dalam bentuk tersamar (12,18,21).