UI - Disertasi Membership :: Back

UI - Disertasi Membership :: Back

Akuisisi senjata RI dan anggota ASEAN lain, 1975-1990 suatu kajian atas riwayat, pola, konteks dan logika

Ninok Leksono Dermawan; Juwono Sudarsono, promotor; Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, co-promotor; Mohammad Sadli, 1922-2008, co-promotor; Edi Sugardo, examiner; Edi Sugardo, examiner; Heroe Utomo Kuntjoro-Jakti, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992)

 Abstract

Dalam disertasi ini ada dua latarbelakang yang perlu dikemukakan. Pertama adalah yang menyangkut senjata dan kedua tentang Asia Tenggara. Berdasar kedua latar belakang inilah pada bagian-bagian berikut bab ini dapat disusun rumusan masalah, kerangka teori, tujuan dan kegunaan disertasi ini. Kedua latar belakang ini pula nanti akan bermanfaat dalam penurunan dan pemeriksaaan hipotesa.
Mengingat tema disertasi ini adalah akuisisi senjata, maka wajar bila sebelumnya dijawab terlebih dahulu pertanyaan berikut ini: "Mengapa setiap negara memerlukan persenjataan?" Apa latar belakang dan alasannya? Menelusuri soal ini orang bisa tiba di jaman purba.
Hal itu bisa dimengerti, karena pada dasarnya perkelahian atau pertempuran itu sendiri lebih tua dari manusia, diawali oleh pendahulu kita yang masih berciri hewan. Antropolog yang berupaya mencari rantai yang hilang antara manusia paling mula - Homo habilis - dan keturunannya, yakni primata yang kurang mampu, ingin sekali menemukan bukti berupa batu kepingan. Perbedaan antara satu primata nonmanusia dan manusia adalah bahwa manusia membuat alat. Dan, meskipun sejumlah peneliti berusaha membuktikan bahwa nenek moyang kita adalah golongan cinta damai, ternyata peralatan paling awal buatan manusia adalah senjata.
Kekerasan, tulis Russell Warren Howe (1980) adalah satu solusi prasejarah bagi pertikaian yang diwariskan oleh waktu dan kebudayaan, dengan sofistikasi yang tidak ada akhirnya. Tetapi tanpa unsur waktu, budaya dan peningkatan sofistikasi pun, kekerasan tetaplah akan ada. Abad-abad pencerahan dan sains ternyata hanya meningkatkan kemampuan kita untuk membunuh manusia lebih banyak, lebih cepat dan lebih efektif, daripada apa yang bisa dilakukan oleh nenek moyang kita di jaman purba, atau oleh teman-teman kita, primata dan mamalia lain.
Dengan demikian, studi apa pun mengenai senjata militer senantiasa melibatkan satu wisata terpandu (guided tour) ke 'sisi gelap' watak manusia: kecerdikan yang manusia tidak pernah berhenti untuk menerapkannya dalam masalah membunuh anggota-anggota spesiesnya sendiri dalam konflik formal yang dikenal dengan nama: perang.

 Digital Files: 1

Shelf
 D95-Ninok Leksono Dermawan.pdf :: Download

LOGIN required

 Metadata

Collection Type : UI - Disertasi Membership
Call Number : D95
Main entry-Personal name :
Additional entry-Personal name :
Study Program :
Subject :
Publishing : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
Cataloguing Source LibUI ind rda
Content Type text
Media Type unmediated ; computer
Carrier Type volume ; online resource
Physical Description xiv, 552 pages
Concise Text
Holding Institution Universitas Indonesia
Location Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Availability
  • Review
  • Cover
Call Number Barcode Number Availability
D95 07-18-736086781 TERSEDIA
Review:
No review available for this collection: 82592
Cover