Weston La Barre telah memperlihatkan bahwa di tinjau dari segi biologis manusia dapat digolongkan sebagai anggota dunia hewan mengingat kesamaan struktur dan fungsi organ-organ tubuh yang di milikinya. Namun manusia tidak mempunyai kemampuan fisik yang menjamin kehidupan di alam bebas. Kelebihan yang di miliki manusia adalah kemampuannya dalam membuat dan menggunakan peralatan non-organik yang mempermudahnya untuk beradaptasi terhadap lingkungan (Suparlan ed., 1984: 11-22).
Otak manusia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan lambang-lambang yang bermakna sehingga ia mampu membina hubungan dengan sesamanya lebih intensif. Bahkan dengan lambang-lambang tersebut manusia mampu mengabstraksikan pengalaman dan pengetahuannya yang kemudian disimpan dan di susun sebagai sistem pengetahuan. Demikianlah manusia sebagai hewan yang mempunyai kelebihan yaitu kemampuan otaknya yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagai ciri khas yang tidak di punyai hewan lainnya.
White (1959: 3-325 berpendapat bahwa kebudayaan merupakan suatu sistem organisasi yang rumit dan terintegrasi yang dapat di uraikan menjadi tiga sub sistem yaitu:
1. Sub-sistem Teknologi yang terbentuk dari materi dan teknik pemakaiannya berupa peralatan produksi, peralatan subsistensi, perlengkapan perlindungan (shelter), peralatan untuk pertahanan atau berperang dan lain-lainnya.
2. Sub-sistem Sosial yang terbentuk oleh adanya hubungan-hubungan interpersonal yang tercermin dalam pola perilaku individual maupun kelompok antara lain berupa sistem-sistem kekerabatan, ekonomi, politik, pekerjaan, rekreasi dan lain-lainnya.
3.Sub-sistem Ideologi merupakan komposisi dari gagasan-gagasan, kepercayaan dan pengetahuan yang tercermin dalam bahasa dan wujud simbol-simbol yang terdapat pada mitologi, legenda, teologi, filsafat, ilmu pengetahuan dan pengetahuan masyarakat.
Kebudayaan ini di kembangkan manusia untuk mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya dimanapun mereka berada.