PENDAHULUAN Kelaparan dapat didefinisikan sebagai kekurangan jumlah (porsi) makanan yang luar biasa dan berlarut-larut sehningga mengakibatkan penderitaan lapar yang meluas dan berlangsung lama di antara penduduk yang tertimpa. Keadaan badan mereka menjadi kurus dan biasa diikuti oleh jumlah angka kematian yang tinggi.
Dengan demikian peristiwa kelaparan yang sungguh-sungguh meliputi wilayah yang luas dan menimpa sejumlah besar penduduk. Kekurangan pangan yang akut untuk beberapa minggu sebelum panen yang sering terjadi di antara penduduk di beberapa bagian wilayah di dunia (negara) yang belum maju bukan merupakan peristiwa kelaparan. Kekurangan bahan pangan yang penting seperti gula dan daging bukanlah merupakan peristiwa kelaparan apabila ada bahan pangan lainnya yang beraneka ragam sebagai penggantinya. Kekurangan vitamin atau mineral yang penting dengan berbagai gejala penyakit yang ditimbulkannya bukanlah suatu peristiwa kelaparan.
Dalam suatu peristiwa kelaparan, anggota masyarakat yang tertimpa bencana itu secara berangsur-angsur menjadi sangat kurus dan keadaan badan menjadi semakin lemah dan lesu. Bahkan dalam keadaan yang sangat lemah dan lesu juga tidak berdaya mereka berada di rumah-rumah, di jalan-jalan dengan keadaan badan yang sangat kurus dan sering dengan perut yang mengembung menunggu kematian. Di tempat atau daerah yang tertimpa bencana kelaparan terlihat peminta-minta (pengemis) dalam jumlah yang sangat banyak bisa juga terjadi kerusuhan, banyak orang- orang yang berkeliaran tanpa tujuan, dan perpindahan penduduk. Banyak laki-laki, wanita dan anak-anak berkeliaran di tempat-tempat umum, jalan-jalan, lorong-lorong dengan harapan akan memperoleh sesuatu atau sisa makanan yang bisa dimakan.
Definisi dan penjelasan dari kelaparan di atas, walaupun dalam konteks (suasana) yang berbeda, nampaknya sesuai benar dengan lukisan keadaan penduduk yang tertimpa bencana kelaparan di afdeling Demak dan Grobogan pada tahun 1849/50.