ABSTRAKRuang Lingkup dan Cara Penelitian: Pencapaian prestasi puncak seorang atlet ditentukan oleh faktor-faktor fisik dan non fisik. Salah satu faktor fisik adalah ciri anatomik yang khas; meliputi somatotipe, tinggi dan berat badan, persentase lemak, massa tubuh tanpa lemak, indeks skelik, panjang segmen bawah tungkai relatif, nilai bitrokanter relatif dan panjang lengan. Semua unsur ciri anatomik ini bila digambar dalam sebuah grafik sekaligus disebut sebagai profil anatomik. Tujuan penelitian adalah mencari dan melihat posisi profil atlet top kita, khususnya dibandingkan terhadap profil atlet dunia. Dengan ini dapat dilaksanakan usaha untuk menyusun profil unggul yang menunjang pencapaian prestasi. Subyek penelitian adalah 27 atlet SEA-Games '85 (kel. I), 27 atlet DKI yang tidak termasuk tim pelatnas (kel. II), dan mahasiswa FK Unika Atma Jaya yang tidak tercatat sebagai anggota pelatda atau pelatnas. Pengukuran dilakukan secara antropometrik, somatotipe dinilai dengan cara Heath & Carter. Analisis data dilakukan dengan t-test, koefisien asosiasi antara variabel dan prestasi, serta koefisien variasi untuk menilai heterogenitas variabel.
Hasil dan Kesimpulan: Atlet tiap kategori kelompok I dan II mempunyai profil yang serupa, hanya atlet I lebih unggul dalam semua unsur kecuali nilai PSBT relatif. Keunggulan ini masih jauh di bawah keunggulan profil anatomik atlet dunia.
Telah disusun profil anatomik nyata untuk tiap kategori (pelempar, pelompat dan pelari) yang lebih unggul daripada yang ada kini. Terdapat kesan atlet asal Irian Jaya memiliki profil anatomik yang lebih mendekati profil unggul dibandingkan atlet asal non Irian Jaya. Kenyataan dominasi atlet Irian Jaya dalam cabang atletik (11 dari 27 atlet), dan pengamatan bahwa mereka mempunyai keunggulan profit dalam 6 unsur, sama unggul dalam 4 unsur, dan hanya 1 unsur kurang unggul dibandingkan atlet non Irian Jaya, penulis menyarankan agar kita berpaling ke daerah Irian Jaya guna menemukan atlet dengan profil anatomik.