Latar Belakang Masalah Australia adalah satu dari beberapa negara tetangga Indonesia yang walaupun secara geografis terletak sangat dekat, tetapi justru kurang dikenal secara mendalam. Meskipun secara geografis letaknya berbatasan dengan Indonesia, namun sejarah Australia mempunyai latar belakang yang berbeda dengan sejarah Indonesia maupun negara tetangga lainnya yang serumpun.
Sejarah mencatat bahwa meskipun orang Aborigin adalah penduduk asli Australia, tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka pada masa awal Australia. Sejarah Australia dimulai dengan kedatangan pemukim kulit putih yang tiba kira-kira 200 tahun yang lalu untuk membuka koloni penjara (penal colony) di benua yang belum lama ditemukan orang kulit putih. Sebagian besar pemukim kulit putih pertama adalah narapidana dan orang buangan/terhukum dari Inggris yang tentu saja membawa kebudayaan Eropa, khususnya Inggris, bersama mereka.
Salah satu ciri dalam masyarakat kulit putih adalah rasialisme yang dilandasi oleh perasaan superior mereka sebagai bangsa yang "berbudaya" terhadap ras kulit berwarna.
Sikap rasialis tersebut juga tampak pada sikap pemukim kulit putih terhadap orang Aborigin yang masih menganut kebudayaan yang menurut para pendatang merupakan kebudayaan yang primitif. Kesederhanaan alat-alat dan Cara hidup orang Aborigin yang sangat tergantung dan dekat pada alam dianggap tidak akan menimbulkan ancaman bagi keberadaan para pendatang kulit putih. Berkat persenjataan mereka yang jauh lebih modern dan didukung oleh kecerdikan mereka, maka para pendatang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mendesak suku Aborigin ke daerah pedalaman yang tandus dan kering. Kebudayaan alarm yang dimiliki orang Aborigin juga bukan merupakan ancaman yang berarti dalam sistem ekonomi masyarakat kulit putih.
>
Ancaman dari ras kulit berwarna baru kuat dirasakan setelah kedatangan imigran bebas Cina pada masa pendulangan emas di pertengahan abad ke-19. Dari segi jumlah, imigran Cina dirasakan sebagai ancaman karena mereka datang dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan jumlah para imigran bebas kulit putih di ladang-ladang emas. Rasa terancam itu juga meluas ke segi ekonomi?